11.01.2013 Views

mensen van de ayfat - Stichting Papua Erfgoed

mensen van de ayfat - Stichting Papua Erfgoed

mensen van de ayfat - Stichting Papua Erfgoed

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Desa Ayawasi dimana saya tinggal selama melaksanakan penyelidikan merupa contoh<br />

yang membuktikan betapa pentingnya hubungan <strong>de</strong>ngan tanah suku, relasi<br />

keluarga dan pembangunan <strong>de</strong>sa bagi organisasi sosial dimasa kini.<br />

Misi Katolik jelas aktif dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Tak jelas<br />

apakah pertemuan kedua jenis kebudayaan ini sungguhsungguh mengakibatkan perubahan-perubahan<br />

adat istiadat penduduk Ayfat.<br />

Tentang tukar-menukar pikiran sama sekali tak jelas: para misionaris tak campur<br />

tangan <strong>de</strong>ngan kebudayaan Ayfat, penduduk <strong>de</strong>sa menyesuaikan diri pada misi<br />

apabila mereka berada dalam lingkungan misi.<br />

Setelah uraian mengenai terminologl kekeluargaan, maka menyusul pula uraian<br />

mengenai upacara tukar-menukar <strong>de</strong>ngan keterangan-keterangan faktor yang keempat<br />

yang menentukan organisasi sosial: penjalinan relasi (network) dan golongan<br />

-golongan (coalltions) dalam sistim tukar-menukar.<br />

Bab yang kelima pertama-tama menguraikan sifat makna barang-barang pusaka dan<br />

barang-barang yang dipergunakan dalam upacara tukar-menukar.<br />

Transaksi pertukaran barang-barang antara individu dan antara golongan-golongan<br />

hampir selalu bersangkut paut <strong>de</strong>ngan soal-soal persiapan pernikahan atau<br />

akibat-akibat pernlkahan.<br />

Calon pengantin, didampingi oleh masing-masing keluarga dan teman karlb mereka,<br />

turut mengaktifkan penjalinan relasi sehingga membentuk dua golongan,<br />

yalah fihak pengantin pria dan fihak pengantin wanita.<br />

Golongan-golongan ini terdiri dari orang-orang yang menyediakan koleksi kainkaln<br />

yang diserah-terimakan dalam upacara pernikahan antara dua golongan.<br />

Setelah upacara selesai fihak yang menerima kain menyebarkan kain itu kembali<br />

dalam penjalinan relasi.<br />

Mereka yang membutuhkan barang-barang penukaran meminjamnya dari keluarga dan<br />

teman-teman mereka; keluarga dan teman-teman ini meminjamnya lagi dari keluarga<br />

dan teman-teman mereka, dan <strong>de</strong>mikian seterusnya.<br />

Tiap serah-terima barang-barang penukaran berarti mengeratkan pula utang-budi<br />

kedua fihak. Mereka yang menerima kain pada suatu waktu akan dituntut untuk<br />

membalas utang-budi. Makin banyak menerimanya, makin besar utang-budinya; dan<br />

makin banyak memberinya, makin besar pula kekuasaanya.<br />

Upacara tukar-menukar ini tidak saja dilaksanakan dalam hal pernikahan, namun<br />

juga dalam hal kelahiran, kematian, pertikaian dan soal-soal mengganti kerugian.<br />

Menurut mereka jaminan yang terbaik untuk hidup <strong>de</strong>ngan tenteram, penuh rasa<br />

aman, yalah mengedarkan barang-barang penukaran secepat mungkin bagaikan<br />

"secepat burung terbang".<br />

Ray popot, tokoh dalam upacara tukar-menukar, dapat melancarkan atau merintangi<br />

upacara, <strong>de</strong>ngan <strong>de</strong>mikian mereka berkuasa menguasai organisasi sosial.<br />

Timbulnya utang-budi kedua fihak, bujukan dan pertikaian menyatakan adanya<br />

hubungan antara ray popot dan orang-orang yang menerima kain-kain,<br />

Jelaslah bahwa upacara tukar-menukar, organisasi sosial dan pangkat kekuasaan<br />

berhubungan erat satu <strong>de</strong>ngan yang lain.<br />

224

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!