03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

hampir sama dari jumlah suku kata dan rima sehingga kesan<br />

puitik bisa diraih.<br />

Bait dengan irama yang ada di dalamnya banyak membantu<br />

untuk mendapatkan pesona dalam membacanya,<br />

meski tidak ada ledakan-ledakan metafora, simile atau yang<br />

lainnya, yang seperti sering didapatkan dari sajak-sajak<br />

Rendra. Dan itu mungkin tak perlu, karena mood pada sajaksajak<br />

ini diarahkan pada perenungan yang tenang, pertimbangan<br />

pikiran yang memang sering kita jumpai pada esai.<br />

Kadang, metafora yang biasanya menyimpan banyak<br />

makna tidak sekali diungkapkan agar tercapai tambahan<br />

kandungan makna serta kejelasan, seperti halnya ketika<br />

penggambaran suasana “sapu tangan terbakar”: Dan tanpa<br />

pikir panjang, ia bakar sapu tangan itu;/ Api menyala, sapu<br />

tangan terbakar/ Ia melihat seluruh dirinya yang lama<br />

menjadi abu./ Masa silam terbakar,/ Derita panjang ikut<br />

terbakar,/ Cinta pada Kho terbakar/ Cemburu pada Rina<br />

pun lenyap terbakar./ Dan kemarahan pada <strong>Indonesia</strong>?/<br />

Terbakar sudah bagai ritus penyucian diri. Apa yang ingin<br />

saya utarakan di sini, penyair sangat mengandalkan<br />

kejelasan, seperti seorang yang menulis esai atau makalah<br />

cenderung menjauhi ungkapan gelap dan dubious.<br />

Setelah membenci <strong>Indonesia</strong> dan 13 tahun tinggal di<br />

Amerika, kini <strong>Indonesia</strong> masuk lagi dalam kalbunya/ Seperti<br />

nyiur yang melambai-lambai/ …. Kini ia ingin pulang, ia<br />

meraih makna baru tentang <strong>Indonesia</strong>: Kini ingin pulang,<br />

rindunya membara/ Ia ingin <strong>Indonesia</strong> seperti dirinya:<br />

menang melawan masa lalu/ Musibah dan bencana datang<br />

tak terduga/ Yang penting harus tetap punya mimpi./…Ini<br />

<strong>Indonesia</strong> baru, katanya, kata mereka. Itulah sebagian larik-<br />

84 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!