03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sulit dipahami itu bukan pencapaian estetik tapi ketidakmampuan<br />

penyair berkomunikasi dengan baik.<br />

Saya sendiri juga bisa menikmati lukisan yang tidak<br />

realis, seperti aliran surealisme. Lukisan surealis Salvador<br />

Dali, “The persistence of memory,” sangat saya nikmati.<br />

Ketika kuliah di Amerika Serikat, sempat saya beli reproduksinya<br />

dan sering saya tatap ketika lelah membuat makalah<br />

ilmiah. Namun untuk ekspresi berbahasa, saya menganut<br />

paham: “lebih mudah dipahami lebih baik.”<br />

Ketiga, puisi esai adalah fiksi. Boleh saja puisi esai itu<br />

memotret tokoh riel yang hidup dalam sejarah. Namun<br />

realitas itu diperkaya dengan aneka tokoh fiktif dan dramatisasi.<br />

Yang dipentingkan oleh puisi esai adalah renungan<br />

dan kandungan moral yang disampaikan lewat sebuah kisah,<br />

bukan semata potret akurat sebuah sejarah. <strong>Puisi</strong> esai memang<br />

bukan biografi atau potongan sejarah obyektif.<br />

Benar bahwa dalam huru hara mei 1998 ada kasus perkosaan<br />

terhadap gadis keturunan Tionghoa. Benar bahwa<br />

sejak peristiwa itu ada keluarga keturunan Tionghoa mengungsi<br />

ke manca negara. Namun tokoh Fang Yin dalam<br />

puisi esai saya “Sapu Tangan Fang Yin”, adalah fiksi. Ia tokoh<br />

rekaan. Justru karena ia fiksi, penulis sangat bebas membuat<br />

dramatisasi agar lebih menyentuh dan lebih membuat kita<br />

merenung.<br />

Benar bahwa terjadi peristiwa Cikeusik di tahun 2011.<br />

Benar bahwa terjadi pertentangan antara Muslim garis keras<br />

dan Ahmadiyah. Namun Romi dan Yuli dalam puisi esai<br />

saya “Romi dan Yuli dari Cikeusik” adalah fiksi. Mereka<br />

dihadirkan untuk mendramatisasi isu diskriminasi sehingga<br />

menambah pembelajaran kita.<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

41

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!