03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

masa lalu. Masa kini adalah masa pergumulan idealisme di<br />

ranah peradaban.<br />

<strong>Puisi</strong> esai Atas Nama Cinta Denny JA menghadirkan<br />

kisah-kisah yang menyayat hati, dan mengharukan sekaligus<br />

mencerahkan dengan cara yang betul-betul baru. Hal-hal<br />

yang remang-remang menjadi terang-benderang, yang<br />

ditutup-tutupi menjadi terbuka. Spirit pembebasan terasa di<br />

mana-mana hingga pembaca seperti didorong ke berbagai<br />

titik pandang yang menghadirkan kesadaran baru penuh<br />

kenikmatan. Inilah inti dari apa yang penulis namakan<br />

estetika pembebasan. Dihadirkan Denny JA dari kebuntuan<br />

ihwal, dari langit yang remang, dari udara yang pekat, dari<br />

sikap satu sisi yang kental dan membabi-buta, yang semuanya<br />

muncul dari lorong-lorong sejarah peradaban. Dari sini,<br />

berbagai proses pembebasan dimulai dan membuka ruangruang<br />

pencerahan. Seperti diakui Sutardji Calzoun Bachri,<br />

“Semua sajak (buku) ini mengandung tema perlawanan<br />

yang beragam.”<br />

Pembebasan adalah sisi lain dari perlawanan. Bukan<br />

tidak mungkin estetika pembebasan seperti yang disajikan<br />

puisi esai ini akan menjadi ilham bagi suatu kebangkitan<br />

gerakan peradaban di negeri tercinta <strong>Indonesia</strong>. Dengan<br />

konsep estetika pembebasan yang berkeluasan jengkauannya,<br />

kita dapat berharap berbagai karya baru akan lahir di<br />

masa mendatang. Namun adalah jelas, bila untuk membaca<br />

puisi esai saja sudah memerlukan bekal intelektualitas yang<br />

lebih dari sekedar, apalagi untuk menciptakannya. <strong>Puisi</strong> esai<br />

tidak mungkin dilahirkan oleh penyair yang hanya berbekal<br />

bakat alam. Tampaknya, era bakat alam sudah berlalu.<br />

Peradaban sebagaimana halnya dengan kebudayaan<br />

memerlukan upaya pembebasan dari berbagai kelemahan<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

95

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!