03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

kesastraan dirintis sejak mahasiswa yang diawali dengan menulis<br />

dalam surat kabar mingguan di Bandung. Ia menggemparkan perpuisian<br />

<strong>Indonesia</strong> dengan sajak-sajaknya O (1973), Amuk (1977), dan Kapak<br />

(1979). Tahun 1976/1977 ia mendapat Hadiah <strong>Puisi</strong> Dewan Kesenian<br />

Jakarta (DKJ). Ketiga kumpulan pusi kemudian digabungkan menjadi<br />

O, Amuk, Kapak (1981). Berbagai festival puisi internasional pernah<br />

diikutinya, antara lain: International Poetry Reading di Rotterdam, Belanda<br />

(1974), Pertemuan International Para Pelajar di Bagdad, Irak, serta<br />

Festival <strong>Puisi</strong> International Medellin, Columbia. Selain mengikuti berbagai<br />

pertemuan Sastrawan ASEAN, Sutardji Calzoum Bachri pernah diundang<br />

Dato Anwar Ibrahim untuk membacakan puisinya di Departemen<br />

Keuangan Malaysia. Penyair yang pernah mengikuti International Writing<br />

Program di Universitas Iowa, Iowa City, USA ini, pernah menjadi redaktur<br />

majalah Horison dan Rubrik <strong>Puisi</strong> Kompas. Selain puisi, ia juga menulis<br />

esai dan cerpen. Kumpulan cerpennya adalah Hujan Menulis Ayam<br />

(2001), dan buku esainya adalah Gerak <strong>Esai</strong> dan Ombak Sajak Anno<br />

2001, Hijau Kelon dan <strong>Puisi</strong> 2002, serta kumpulan puisinya Atau Ngit<br />

Cari Agar (2008). Berbagai penghargaan sastra telah diterimanya, antara<br />

lain: SEA Write Award dari Kerajaan Thailand (1997), Anugrah Seni<br />

Pemerintah Republik <strong>Indonesia</strong> (1993), Penghargaan Sastra Chairil<br />

Anwar (DKJ, 1998), Anugerah Sastrawan Perdana, Pemerintah Daerah<br />

Riau (2001), dan Bakri Award. Ia menerima Anugerah Bintang Budaya<br />

Parama Dharma dari Presiden RI atas jasa-jasanya yang besar terhadap<br />

negara dan bangsa <strong>Indonesia</strong> dalam meningkatkan, memajukan, dan<br />

membina kebudayaan nasional.<br />

ZUHAIRI MISRAWI, lahir 5 Pebruari 1977 di Sumenep, Madura. Setelah<br />

tamat di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, melanjutkan studi di<br />

Departemen Akidah-Filsafat, Fakultas Ushuluddin, Universitas al-Azhar,<br />

Kairo-Mesir (1995-2000). Ia produktif menulis di beberapa media tentang<br />

isu-isu Islam, pluralisme, demokrasi, dan politik Timur Tengah. Ia<br />

menulis sejumlah buku, antara lain: Dari Syariat menuju Maqashid<br />

Syariat (2003), Doktrin Islam Progresif (2004), Islam Melawan<br />

Terorisme (2004), Menggugat Tradisi: Pergulatan Pemikiran Anak Muda<br />

NU (2004). Dikenal sebagai tokoh muda NU.<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

359

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!