03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Isu yang belum banyak berubah di <strong>Indonesia</strong> sejak<br />

reformasi, bagi Denny, adalah payahnya soal kesetaraan warganegara<br />

dan masih kuatnya aroma diskriminasi dan intoleransi.<br />

Di sini, Denny tak hanya prihatin tapi memilih jalannya<br />

untuk terlibat dan "berpolitik lewat sasta". Politik dalam<br />

artian perebutan kekuasaan seperti dalam pilkada-pilkada,<br />

tentu tidak. Politik dalam makna keterlibatan dalam mempengaruhi<br />

kesadaran publik, iya! (Media <strong>Indonesia</strong> , 11-5-2012).<br />

Dengan kata lain, puisi esai Denny JA mungkin bisa pula dinamai<br />

"sastra advokasi". Ini adalah jenis sastra dengan suatu<br />

misi profetik juga. Denny seakan-akan berdakwah lewat sastra,<br />

dan oh, dia mungkin senang bila dakwahnya mustajab untuk<br />

mengubah kesadaran masyarakat, terutama agar berempati<br />

terhadap korban yang dibuatnya bicara dengan tegarnya.<br />

Dengan bersimpulkan kisah cinta, sejak terbit April lalu,<br />

kelima puisi esai ini telah membiak ke berbagai medium<br />

pengungkapan. Yang terbaru adalah berbentuk sinema yang<br />

diangkat dari kisah "Romi dan Yuli dari Cikeusik". Pada film<br />

pendek yang disutradarai Hanung Bramantyo begitu apik<br />

ini, fakta intoleransi yang memang nyata tidak disamarkan<br />

sedemikian rupa. Tragedi yang menimpa warga Ahmadiyah<br />

di sana tidak diringkus sebagai metafora. Ia diungkap sebagai<br />

fakta, tapi dengan sentuhan kisah dan sinematografi yang<br />

digarap secara halus, ironis, dan oh, tragis.<br />

Pendek kata, di lima tangkai puisi esai ini, kesan yang<br />

muncul pada saya: cinta itu sesungguhnya indah, namun<br />

tak selamanya bertuah. Ia kadang menorehkan luka. Luka<br />

yang mendalam, tak jarang berujung di kematian. Namun,<br />

sekalipun mati berkalang tanah, perjuangan untuk mempertinggi<br />

dan mengagungkannya adalah utama. []<br />

110 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!