03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Alun Biduk <strong>Puisi</strong> <strong>Esai</strong><br />

di Laut Zaman<br />

NENDEN LILIS AISYAH<br />

Kaitan sastra dengan persoalan sosial kerap menjadi<br />

pembahasan polemis dari masa ke masa. Kaum<br />

strukturalis, misalnya, cenderung “unhappy” jika sastra<br />

dihubung-hubungkan dengan persoalan sosial. Sastra,<br />

menurut mereka memiliki tujuan dan keberadaannya sendiri<br />

yang tidak perlu dihubung-hubungkan dengan persoalan di<br />

luar teks, termasuk persoalan sosial. 1 Di pihak lain, kaum<br />

realisme sosialis, antara lain meyakini bahwa sastra mencerminkan<br />

kehidupan (proses sosial) dan hendaknya menggambarkan<br />

hal tersebut. Bahkan di Rusia, setelah kemenangan<br />

komunis pada revolusi 1917, pencerminan itu disimplikasi<br />

menjadi paham politik di atas estetik, yakni<br />

tuntutan agar sastra berpihak pada perjuangan kelas dan<br />

cita-cita partai.<br />

Akan tetapi, di antara pendapat-pendapat yang muncul,<br />

di tengah tarik-menarik penolakan dan dukungan hadirnya<br />

persoalan sosial dalam karya sastra, ada atau tak adanya<br />

1 Lihat pernyataan Renne Wellek dan Austin Warren dalam Theory of Literature<br />

(Harcourt Brace Javanovich, 1977).<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

225

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!