03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sistematika uraian yang teratur yang terang yang dituangkan<br />

dalam bahasa <strong>Indonesia</strong> tahun 1930-an, terutama dalam<br />

majalah Pujangga Baroe, kemudian berkembang di jaman<br />

sesudah perang” dengan mudah dapat dibantah. Dalam esai<br />

pengarang dapat melontarkan lebih dari satu pandangan<br />

tertentu, dapat membawakan penemuannya sendiri maupun<br />

penemuan orang lain, mendekati dengan sistematika teratur<br />

maupun tidak teratur, terang maupun gelap. Lebih-lebih<br />

lagi, tidaklah benar bahwa esai hanya dituangkan dalam<br />

bahasa <strong>Indonesia</strong> tahun 1930-an dan terutama terdapat<br />

dalam majalah Pujangga Baroe.<br />

Mari kita abaikan (sekurang-kurangnya menunda)<br />

sejenak rumusan-rumusan mengenai esai sebagaimana<br />

dikemukakan di atas. Penundaan ini bukan disebabkan oleh<br />

mudahnya kita menunjukkan bukti bahwa rumusan di atas<br />

kurang meyakinkan —seperti rumusan bahwa dilihat dari<br />

segi isinya esai disebut berisi analisis, penafsiran; uraian<br />

sastra, budaya, ilmu dan filsafat— yang dengan mudah<br />

dapat ditunjukkan bahwa hampir tak ada esai yang berisi<br />

analisis sebagaimana dikemukakan Webster Dictionary dan<br />

demikian banyaknya esai yang tidak melulu berisi uraian<br />

sastra, budaya, ilmu dan filsafat sebagaimana dikemukakan<br />

dalam Ensiklopedi <strong>Indonesia</strong>; melainkan karena perlunya<br />

diperoleh kejelasan mengenai esai dalam perbandingannya<br />

dengan karangan lain, seperti karangan ilmiah dan sastra.<br />

Perbandingan semacam ini dibuat untuk melihat perbedaan<br />

hubungan subjek–objek dalam ketiga jenis karangan<br />

tersebut serta kaidah-kaidah yang menjadi acuan penulisan<br />

ketiga karangan tersebut. Hal ini perlu dilakukan karena<br />

Shipley, 10 misalnya, membuat rentang esai dengan meletak-<br />

8 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!