03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

meninggal secara misterius. Khaterina cukup lancar mengatur<br />

alur cerita dalam puisi esai ini, ia memilih bahasa yang<br />

transparan dan nampak lebih fokus pada isi ketimbang<br />

mendandani sisi artistiknya. Dengan demikian karyanya<br />

menjadi lugas dan mudah dipahami, perjalanan sang<br />

maestro yang hidupnya terombang-ambing di antara dua<br />

dunia pun tergambar jelas dari awal sampai akhir.<br />

Setelah memasuki ranah sejarah yang heroik dan<br />

romantik saya ingin berkunjung ke pedalaman Kalimantan<br />

untuk menjumpai Yustinus Sapto Hardjanto yang menulis<br />

“Ziarah Tanpa Ujung”. Bagi saya puisi esai tentang lingkungan<br />

ini cukup menarik, bercerita tentang hutan Kalimantan yang<br />

di dalamnya terdapat nilai-nilai adat dan budaya, yang<br />

konon secara sistemik telah dihancurkan keserakahan<br />

manusia. Yustinus banyak mengungkapkan data penting<br />

baik yang melekat dalam tubuh puisi maupun yang terdapat<br />

pada catatan kaki. Informasi tentang kondisi hutan tergambarkan<br />

lengkap, begitu juga nilai-nilai adat dan budaya<br />

dalam kaitannya dengan falsafah hidup serta kelestarian<br />

alam.<br />

Yustinus menampilkan tokoh Amai Pesuhu, seorang<br />

tetua adat dari suku Dayak, yang memimpin rombongan<br />

keluarga bergerak dari satu hutan ke hutan lain, berladang<br />

dengan cara bepindah-pindah tempat. Tokoh tetua dalam<br />

puisi esai ini bercerita dengan cara kilas balik, mengenang<br />

kehidupan masa lalu yang kemudian dikaitkannya dengan<br />

kenyataan sekarang. Kadang ia membandingkan kearifan<br />

tradisi dengan modernisasi, menghadapkan kerusakan alam<br />

dengan pembangunan, mempertentangkan kepemilikian<br />

lahan dengan perampasan, membenturkan kepercayaan<br />

lelehur dengan agama, bahkan pada beberapa bagian terasa<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

219

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!