03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

dalam mencapai niatnya, sambil menderita hukuman sosial<br />

hanya lantaran keyakinan yang dianutnya, dan mengalami<br />

persekusi oleh pihak yang memperlakukan mereka sebagai<br />

anggota out-group, yang dalam praktik tak banyak bedanya<br />

dengan nasib para outcast, yang tak diakui keanggotaannya<br />

dalam masyarakat dan menjadi paria secara sosial. Untuk<br />

yang melakukan diskriminasi, sikap diskriminatif itu muncul<br />

dari prasangka perbedaan agama (dalam sajak “Bunga Kering<br />

Perpisahan”), prasangka perbedaan paham tentang agama<br />

(dalam sajak “Romi dan Yuli dari Cikeusik”), prasangka perbedaan<br />

etnis (dalam sajak “Sapu Tangan Fang Yin”), prasangka<br />

tentang perbedaan orientasi seksual (dalam sajak “Cinta<br />

Terlarang Batman dan Robin”), dan prasangka perbedaan<br />

kelas sosial (dalam sajak “Minah Tetap Dipancung”).<br />

<strong>Indonesia</strong> bukanlah suatu negeri dengan masyarakat<br />

yang bebas prasangka, sesuatu yang juga bukan khas negeri<br />

ini. Dengan mudah bisa ditunjuk berbagai prasangka yang<br />

menghantui hubungan sosial di negeri-negeri lain, termasuk<br />

negeri-negeri yang menyebut dirinya beradab dan maju.<br />

Selain lima jenis prasangka yang dilukiskan dalam sajaksajak<br />

Denny JA, masih bisa disebutkan berbagai prasangka<br />

lain yang tak kurang menimbulkan kesulitan seperti prasangka<br />

antarbudaya, prasangka yang muncul dari perbedaan keyakinan<br />

politik, prasangka ilmu pengetahuan, dan prasangka<br />

antargenerasi dan antargender. Namun demikian kuatnya<br />

lima prasangka yang dilukiskan Denny JA, terutama disebabkan<br />

karena prasangka tersebut telah membawa korban di<br />

antara orang-orang yang belum tentu bersalah. Hal ini telah<br />

menyebabkan penulisnya mengambil sikap berpihak yang<br />

kategoris, dan menyatakan pembelaannya yang ditulis<br />

64 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!