03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

menjadi TKW di Hongkong, mengalami tekanan mental<br />

akibat dipecat secara sepihak oleh majikannya, dan tentu<br />

tekanan psikologis pula, apalagi berpisah jauh dengan anak<br />

dan suaminya. Karena depresi berat, Ngati akhirnya<br />

mengalami gangguan mental, dan dirawat di rumah sakit<br />

jiwa. Itulah sisi lain derita TKW kita, yang jarang atau<br />

bahkan tak pernah kita dengar. Dengan demikian, puisi esai<br />

Arief Setiawan adalah suara sedih yang lain atas derita TKW<br />

kita yang lain —yang kalaupun tidak menghadapi ancaman<br />

nyawa seperti sering terjadi di Arab Saudi— menghadapi<br />

ancaman gangguan mental yang amat serius. Sudah tentu<br />

puisi esai itu bersimpati pada tokoh Ngati itu.<br />

Sementara itu, kerusuhan etnis Dayak dan Madura di<br />

Sampit pada tahun 2001 —yang menelan banyak korban<br />

secara mengerikan— merupakan berita besar yang sudah<br />

sering kita dengar dari berbagai sumber. Namun sejauh ini,<br />

sejauh saya tahu, tak ada puisi yang mengangkat tema<br />

tersebut. Kalau pun ada, dibanding besarnya peristiwa itu<br />

sendiri, secara kuantitatif kiranya tidak berarti. Kita nyaris<br />

tak pernah mendengar peristiwa besar itu dalam puisi kita.<br />

Adalah puisi esai “Jejak Cinta Madun di Kota Sampit” karya<br />

Catur Adi Wicaksono yang mencatat kerusuhan tersebut,<br />

puisi mana melukiskan kerusuhan dan terutama korban<br />

konflik antarsuku itu. Tokoh puisi esainya adalah Madun,<br />

pemuda Madura yang merantau ke Sampit hingga akhirnya<br />

jatuh cinta pada Serumpai, gadis Dayak di sana. Mereka pun<br />

menjalin cinta-kasih dengan mesra. Ketika terjadi<br />

kerusuhan, di mana orang Dayak mengusir orang Madura<br />

dari Sampit, Serumpai membantu menyelamatkan Madun.<br />

Pemuda itu terpaksa meninggalkan Serumpai, pulang ke<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

189

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!