03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

itu dengan menggunakan istilah Tionghoa. Hal itu antara<br />

lain bisa dibaca dalam bait berikut:<br />

Teriakan pun berubah arahnya<br />

Dan terdengarlah Bakar Cina! Bakar Cina!<br />

Gerombolan yang tegap dan gagah<br />

Menyisir toko, kantor, dan pemukiman Tionghoa.<br />

Baris ketiga dalam bait itu, juga menjadi cara si<br />

pengarang untuk berusaha memberikan gambaran pelaku<br />

pemerkosaan tanpa menuduh kelompok atau korps tertentu.<br />

Hal mendasar yang patut menjadi bahan permenungan<br />

dalam diskusi sastra politik adalah bagaimana suatu karya<br />

sastra mencerminkan realitas politik. Sejauh pengamatan<br />

penulis, tidak ada catatan bahwa cerita tentang Fang Yin<br />

adalah kisah nyata. Pertanyaan itu juga sering kali ditujukan<br />

terhadap karya sastra lain yang mengulas peristiwa sejarah.<br />

Pergumulan tersebut kadang berujung pada pernyataan<br />

bahwa karya sastra tidak bisa dijadikan sumber sejarah.<br />

Itulah sebabnya, Sutardji Calzoum Bachri menulis kata-kata<br />

tentang buku Atas Nama Cinta dengan tegas, “<strong>Puisi</strong> atau<br />

imajinasi bisa sewenang-wenang terhadap fakta sebagaimana<br />

sewenang-wenangnya kata terhadap maknanya. Ia<br />

bisa melecehkan fakta demi meraih kepuisiannya.”<br />

Namun, bagaimanapun juga, sebuah karya sastra yang<br />

terinspirasi dari kenyataan akan mengandung kenyataan,<br />

meskipun sedikit. Dan yang terpenting, “Sapu Tangan Fang<br />

Yin”, mengajak masyarakat untuk tidak lupa dan terus<br />

men-cari kebenaran dari peristiwa kelam di pertengahan Mei<br />

1998.<br />

“Menulis puisi adalah menulis di atas tulisan. Mempertebal,<br />

menggarisbawahi tulisan kehidupan/peristiwa/makna<br />

yang telah ada atau yang sedang terjadi. <strong>Puisi</strong> yang mempertebal<br />

tulisan kehidupan adalah puisi yang melawan lupa,”<br />

kata Sang Presiden Penyair. []<br />

116 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!