03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

persepsi. Namun, masalahnya, kalau ditempatkan dalam<br />

konteks bait lain dan nada keseluruhan sajak ini, aku/kita<br />

sejak awal digambarkan sebagai pribadi yang justru terusik<br />

oleh pihak lain. Karena itu, penggunaan kata diterpa dalam<br />

bait itu tidak bisa diperlakukan sebagai manifestasi dari<br />

licentia poetica, yakni kewenangan penyair untuk menyimpang<br />

dari kaidah kebahasaan. Saya menganggap hal itu<br />

sebagai ketidaktepatan pilihan kata.<br />

Terlepas dari persoalan penggunaan kata diterpa, sajak<br />

“Mawar Cinta Berduri” karya Stefanus adalah sajak yang<br />

mengalir sehingga mudah dicerna dan diikuti “jalan pikiran”<br />

aku lirik dalam menghadapi masalah yang membelitnya.<br />

Saya kira sajak-sajak lainnya yang belum disinggung dalam<br />

tulisan ini, “Airmataku Tumpah di Hatimu,” juga menunjukkan<br />

kecenderungan yang sama: mengalir. Sajak<br />

“Airmataku Tumpah di Hatimu” karya Nur Faini mengungkapkan<br />

lika-liku hidup seorang bernama Siti yang meninggalkan<br />

Jawa dan menjadi transmigran di Kendari. Yang<br />

dihadapi Siti adalah kepahitan hidup, yakni kemiskinan yang<br />

membelit yang mengakibatkan ayahnya terjerumus ke<br />

dalam jurang terjal kejahatan dan terpenjara di bui. Bagaimana<br />

Siti dirundung kesedihan demi kesedihan dilukiskan<br />

dalam sajak ini yang boleh jadi mengundang rasa belas kasih<br />

pada mereka yang tidak tumpul kepekaan sosialnya.<br />

Sebagaimana yang lain, Nur Faini membagi sajaknya dalam<br />

sub-sub yang ditandai dengan nomor. Keseluruhan sajaknya<br />

dibagi menjadi tujuh bagian yang tiap bagian memperlihatkan<br />

kaitan dengan bagian lainnya sehingga membentuk<br />

keutuhan. Dibandingkan dengan sajak-sajak lainnya, sajak<br />

karya Nur Faini terlihat lebih lugas dan komunikatif. Tidak<br />

banyak acuan atau referensi yang memaksa pembaca<br />

254 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!