03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

terbuka dan kasus lama Sengkon Karta bisa muncul ke<br />

tengah kita untuk angkat bicara.<br />

Dengan hidup, kisah dan masalah Sengkon Karta dihadirkan<br />

Peri Sandi Huizche ke tengah kita: Apa yang terjadi,<br />

bagaimana kejadiannya, mengapa, dan sebagainya. Ia mencoba<br />

menghadirkan peristiwa kegagalan penegakan hukum<br />

pada kasus Sengkon Karta tersebut dengan berbagai cara, di<br />

antaranya menggunakan orang pertama dengan bergantiganti<br />

sudut pandang: Sengkon, Karta, Perampok yang sebenarnya,<br />

selain sang narator sendiri. Pengelolaan diksinya pun beragam:<br />

meratap, mengaduh, menghentak, meradang, bahkan<br />

mengamuk. Ragam komunikasinya pun bermacam-macam:<br />

ragam bahasa hukum dan perundang-undangan, ragam<br />

petani, ragam koran, ragam berita radio, dan lain-lain.<br />

Kisah dibesut dengan gaya yang lazim dalam pertunjukan<br />

tradisi:<br />

inilah maskumambang yang melayang<br />

menyelinap ke dasar sanubari.<br />

Lalu tokoh pun memperkenalkan diri,<br />

aku seorang petani bojongsari<br />

menghidupi mimpi<br />

dari padi yang ditanam sendiri<br />

kesederhanaan panutan hidup<br />

dapat untung<br />

dilipat dan ditabung.<br />

Sementara Karta memperkenalkan diri seperti ini:<br />

aku karta pemilik tanah kurang lebih 6000 meter<br />

tubuh tinggi besar<br />

berkumis tipis<br />

garis wajah tegas<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

167

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!