03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Menghadapi Diskriminasi<br />

dengan <strong>Puisi</strong><br />

IGNAS KLEDEN<br />

I<br />

Licentia poetica dan ambivalensi puisi rupanya bisa<br />

menjadi fasilitas yang memungkinkan puisi dimasuki oleh<br />

berbagai pihak dengan membawa keperluannya masingmasing.<br />

Tidak semua penulis sajak akan mempersembahkan<br />

hidupnya untuk kesenian seperti yang dilakukan oleh Chairil<br />

Anwar. Tidak setiap peminat puisi akan mengutak-atik katakata<br />

untuk coba memastikan bahwa kehidupan nyata lebih<br />

tidak logis dan lebih tidak masuk akal dari syarat menulis<br />

puisi, seperti yang dialami oleh Sapardi Djoko Damono. 1<br />

1<br />

“….. barangkali dunia nyata boleh tidak masuk akal, tetapi dunia rekaan harus<br />

masuk akal. Dunia nyata lebih tidak masuk akal dibading dunia rekaan. Segala<br />

peristiwa dalam dunia nyata terjadi begitu saja tanpa rancangan pasti<br />

sebelumnya, tetapi rangkaian peristiwa dalam dunia rekaan harus diatur<br />

sedemikian rupa agar jelas sebaik-baiknya–agar masuk akal.” Lihat Sapardi Djoko<br />

Damono, “Permainan Makna”, dalam Pamusuk Eneste (ed.), Proses Kreatif,<br />

Jilid I, Jakarta, KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2009, hal. 155-156.<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

57

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!