03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

dari sejumlah bait. Dan setiap bait terdiri dari sejumlah baris.<br />

Sampai di sini, puisi esai itu nampaknya padu dengan politik<br />

puisi yang pernah berkembang pada masanya. Namun,<br />

setelah mengamati lebih rinci, karya ini menembus garis<br />

batas ”kepatutan” sebuah puisi. Ia menggunakan bahasa<br />

yang lugas dan tidak mengumbar metafora; ia tidak terpaku<br />

pada jumlah dan keserasian kata, suku kata, rima, dan<br />

irama; ia seakan tak berpola.<br />

Karya itu seakan mendobrak kebuntuan berekspresi yang<br />

disebabkan oleh “kesepakatan” angkatan sebelumnya.<br />

Dobrakan serupa sebenarnya sudah dilakukan oleh Angkatan<br />

45 dan penganut paham puisi modern. Mereka bercerita<br />

secara lebih lugas dan kadang terlepas dari estetika bentuk<br />

sebuah puisi. Namun, sesuatu yang mucul dalam “Sapu<br />

Tangan Fang Yin” adalah fenomena yang berbeda. Ia<br />

memang melepas belenggu. Akan tetapi—pada saat yang<br />

sama—ia mengawinkan konsep penulisan esai dengan<br />

tatanan penulisan puisi. Ia menggunakan bahasa yang lugas<br />

dan data yang tegas, namun masih sesekali mengandalkan<br />

kekuatan personifikasi. Sebaliknya, ia terwujud dalam sederet<br />

bait, namun terlepas dari ketentuan tentang keserasian kata,<br />

suku kata, rima, dan irama.<br />

Sastra Politik<br />

Fang Yin tergambar sebagai korban perkosaan yang<br />

terjadi pada pertengahan Mei 1998. Dia diperkosa sekelompok<br />

orang ketika terjadi kerusuhan bernuansa rasial di Jakarta.<br />

Setelah kejadian itu, ia dan keluarganya mengungsi ke<br />

Amerika Serikat. Dalam duka, Fang Yin kehilangan dua<br />

cinta sekaligus: cinta kekasih dan cinta tanah air. Dilihat<br />

114 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!