03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

...<br />

Abu Dzar menyukai lukisan itu<br />

Langitnya memantulkan permukaan bumi<br />

Tapi semua kosong kecuali bayang-bayang<br />

Dan penggembala itu membiarkan<br />

Domba-dombanya bebas berlarian<br />

Di padang rumput terbuka<br />

....<br />

Lalu di manakah batas fakta, di manakah batas fiksi?<br />

<strong>Puisi</strong> esai Gaus adalah fiksionalisasi fakta. Karenanya, ia<br />

menunjukkan bahwa dalam fiksi ada fakta, menunjukkan<br />

juga bahwa fakta bisa jadi fiksi, sehingga batas dimarkasi<br />

antara keduanya harus batal demi puisi esai Gaus itu sendiri.<br />

Sudah tentu kisah fiksional budak kuffar (dalam puisi<br />

“Budak Kuffar”) bertolak dari fakta tentang pengalaman dan<br />

kenyataan hidup Nurcholish Madjid, dan kisah fiksional Abu<br />

Dzar (dalam puisi “Sufi Jadi Menteri”) berangkat dari fakta<br />

tentang pengalaman hidup Djohan Effendi. Tetapi fakta tidak<br />

melulu fakta, dan fakta tidak selalu fakta. Bahkan, fakta<br />

bisa dengan mudah jadi fiksi, sehingga fakta dan fiksi berbaur<br />

satu sama lain. Fakta dan fiksi seakan saling berhubungan<br />

sendiri, meskipun catatan kaki sama sekali tidak menghubungkan<br />

keduanya. Jika dalam puisi esai Denny JA catatan<br />

kaki berfungsi menjembatani fakta dengan fiksi, dalam puisi<br />

esai Gaus catatan kaki tidak menjembatani fiksi dengan<br />

fakta yang benar-benar diacunya. Catatan kaki di situ hanya<br />

memberikan informasi tambahan dan konteks cerita, bukan<br />

fakta yang secara langsung diacu oleh fiksi yang diceritakan.<br />

Gaus menghubungkan dan bahkan membaurkan fakta<br />

dengan fiksi dengan caranya sendiri: menfiksionalisasi fakta.<br />

Mudah diduga bahwa Gaus dengan sengaja menyembunyikan<br />

indikasi faktual yang sebenarnya paling jelas dalam<br />

282 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!