03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

mengutip Sapardi, “Sastra tak diturunkan malaikat dari<br />

langit.” Karena pasti benar bahwa sastra tak diturunkan<br />

malaikat dari langit, demikian kira-kira puisi esai, tolong<br />

dong tunjukkan di sudut bumi mana dan dalam konteks apa<br />

sebuah puisi sebenarnya lahir. Dan, yang tahu tentang itu<br />

pertama-tama tentu saja penyairnya.<br />

Dan, lepas dari setuju atau tidak, keharusan menghadirkan<br />

fiksi dan fakta sekaligus dalam puisi esai, bukankah<br />

itu juga merupakan sesuatu yang baru dalam puisi kita?<br />

Sudah tentu pembaca bisa saja sekadar membaca puisi<br />

dan mengabaikan catatan kakinya. Benar bahwa karya sastra<br />

itu otonom, seperti dikatakan Maman, sehingga pembaca<br />

bukan saja mungkin mengabaikan catatan kaki sebuah puisi<br />

esai, melainkan justru memberikan catatan kakinya sendiri.<br />

<strong>Puisi</strong> pastilah lahir dari satu konteks, dan bisa dibebaskan<br />

dari konteks tersebut untuk menemukan konteks baru. <strong>Puisi</strong><br />

bagaimanapun adalah sebuah ketegangan satu proses<br />

antara kontekstualisasi, dekonteks-tualisasi, dan rekontekstualisasi.<br />

Tapi justru dengan prinsip otonomi sastra, ditambah lagi<br />

dengan otonomi pembaca, itulah catatan kaki jadi kian<br />

penting. Ia bisa jadi batu-uji atas otonomi itu sendiri: sejauhmana<br />

keterangan penyair tentang puisinya “mengganggu”<br />

otonomi puisi dan pembaca dalam menikmati dan memahami<br />

puisi itu sendiri? Bagaimanapun, puisi jadi otonom<br />

bukan karena konteks faktualnya disembunyikan di lorong<br />

gelap. Ia tetap bisa otonomi bahkan meskipun konteks<br />

faktualnya dihadirkan di jalan yang terang.<br />

Di atas semuanya, dengan tema-tema sosial yang diangkatnya,<br />

juga dengan fakta yang dibawakannya, puisi esai<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

349

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!