03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sekali lagi, puisi esai digagas oleh Denny JA. Dia sendiri<br />

telah menulis 5 puisi esai bertemakan diskriminasi sosial,<br />

dibukukan dengan judul Atas Nama Cinta (2012). Denny<br />

JA telah merumuskan kriteria puisi esai, yakni (Denny JA,<br />

2012: 11):<br />

Pertama, ia mengeksplor sisi batin, psikologi dan sisi human<br />

interest pelaku. Kedua, ia dituangkan dalam larik dan bahasa<br />

yang diikhtiarkan puitik dan mudah dipahami. Ketiga, ia tak<br />

hanya memotret pengalaman batin individu tapi juga konteks<br />

fakta sosialnya. Kehadiran catatan kaki dalam karangan<br />

menjadi sentral. Keempat, ia diupayakan tak hanya<br />

menyentuh hati pembaca/pemirsa, tapi juga dicoba<br />

menyajikan data dan fakta sosial.<br />

Saya tidak akan mendiskusikan lagi konsep puisi esai di<br />

sini, kecuali sehubungan dengan 5 puisi esai dalam buku<br />

ini. 2 Sebagai pemenang hiburan Lomba Menulis <strong>Puisi</strong> <strong>Esai</strong>,<br />

kelima puisi esai tersebut tentulah memenuhi kriteria teknis<br />

puisi esai itu sendiri. Dengan membaca kelima puisi esai<br />

tersebut, sudah tentu kita bisa mendiskusikan beberapa segi<br />

menarik dan menantang tentang puisi esai secara umum —<br />

dengan segala kelemahan dan kekuatannya. Namun di sini<br />

saya hanya akan membatasi pembicaraan pada 3 segi yang<br />

menurut saya sangat penting —bahkan paling penting— dari<br />

kelima puisi esai dalam buku ini. Tiga segi dimaksud adalah<br />

2<br />

Saya telah mendiskusikan puisi esai dalam dua tulisan berbeda. Dalam tulisan<br />

pertama (2012a), saya melihat gagasan puisi esai dari sudut Denny JA sebagai<br />

ilmuwan sosial, dan arti pentingnya bagi puisi kita hari ini. Dalam tulisan kedua<br />

(2012b), yang merupakan pengantar untuk buku puisi esai Kutunggu Kamu di<br />

Cisadane karya Ahmad Gaus, saya mendiskusikan problem teoritis fiksionalisasi<br />

fakta dalam puisi esai, atau lebih umum problem teoritis hubungan fakta dan<br />

fiksi sebagaimana mengemuka dalam puisi esai, khususnya karya Ahmad Gaus.<br />

184 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!