03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Denny JA yang terhormat, aku sengaja bengabsen nama<br />

Seno Gumira Ajidarma untuk memulai perkara dengan<br />

karya-karyamu. Antologi puisi yang dirimu beri label "puisi<br />

esai" sayup-sayup mulai berdengung di pikiran para kritikus<br />

sastra dan pembaca puisi pada umumnya. Apakah puisi esai<br />

ini menimbulkan estetika baru ataukah hanya kecentilan<br />

penyair bernama Denny JA, penyair yang tak menyebut<br />

dirinya penyair tapi menawarkan istilah dan estetika dalam<br />

dunia kepenyairan. Sekali lagi, dirimu membuat paradoks,<br />

membenturkan antara fiksi dan fakta (cerita dan berita).<br />

Sebelum membahas fiksi dan fakta, sebetulnya aku ingin<br />

melihat puisimu secara interteks lebih dulu. Namun dengan<br />

memakai cara pandang ini, bukan berarti aku hendak<br />

bicarakan baik-buruk, berkualitas atau tidak, dan seterusnya.<br />

Bagiku hal semacam itu sudah usang dan itu jebakan yang<br />

cukup destruktif. Mengingat puisi adalah makhluk seni yang<br />

sangat interpretatif maka tak seorang pun memiliki kuasa<br />

tunggal untuk memaknainya. Untuk persoalan ini, aku<br />

sepakat denganmu.<br />

Masalahnya begini, sebagai pembaca sastra, aku melihat<br />

karya sastra terus berubah seiring zaman. Perubahan-perubahan<br />

itu tidak hanya memunculkan estetika baru namun<br />

ia juga mengulang estetika lama yang dibarukan. Untuk<br />

urusan ini, teori Plato tentang mimesis memang ada benarnya.<br />

Pertama, sehabis membaca puisi-puisimu yang panjang,<br />

aku jadi teringat dengan Linus Suryadi AG dengan buku<br />

berjudul Pengakuan Pariyem (1981). Perdebatan di kalangan<br />

kritikus pun menggeliat pada waktu itu karena penyajian<br />

dan temanya. Bahkan pemerintah sempat melarang<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

133

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!