- Page 1 and 2:
Puisi Esai Kemungkinan Baru Puisi I
- Page 3 and 4:
PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI I
- Page 5 and 6:
Satu Tulisan Pendek atas Lima Puisi
- Page 7 and 8:
Fiksionalisasi Fakta: Masalah Teori
- Page 9 and 10:
Di salon, sambil merasakan tekanan
- Page 11 and 12:
manusia di Ubud, tentang sastra dan
- Page 13 and 14:
sebenarnya jawara-jawara puisi liri
- Page 15 and 16:
yang akan saya editori. Beberapa ga
- Page 17 and 18:
anyak basa-basi ia langsung menguta
- Page 19 and 20:
menampilkan betapa beragamnya tema
- Page 21 and 22:
juga ketika ia menawari perawatan l
- Page 23 and 24:
2 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI
- Page 25 and 26:
Essais (1580). Sejak itu, nama essa
- Page 27 and 28:
kolonial berang dan mengirimnya ke
- Page 29 and 30:
sistematika uraian yang teratur yan
- Page 31 and 32:
ini lah yang membedakan ilmu dengan
- Page 33 and 34:
Dari gambar 1, tampak dengan jelas
- Page 35 and 36:
adalah Subjek (S) yang menyusun rek
- Page 37 and 38:
hubungan subjek (penulis) dengan ob
- Page 39 and 40:
isme selama ini. Di Indonesia, buku
- Page 41 and 42:
itu ingin ditambahkan ke tingkat ke
- Page 43 and 44:
ahwa hal ini menunjukkan kelemahan
- Page 45 and 46:
an puisi epik akan membuat orang me
- Page 47 and 48:
jika penyair menghadirkan satu soso
- Page 49 and 50:
pada kata kerja sehingga menjadi ka
- Page 51 and 52:
Encyclopediae Americana. 2001. New
- Page 53 and 54:
kan, diapresiasi publik dan bersine
- Page 55 and 56:
yayasan yang menerbitkan majalah pu
- Page 57 and 58:
saya total jumlahnya tak kurang dar
- Page 59 and 60:
Saya menemukan format tulisan yang
- Page 61 and 62:
Apa itu puisi esai dan apa yang buk
- Page 63 and 64:
Keempat, puisi esai tidak hanya lah
- Page 65 and 66:
44 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUIS
- Page 67 and 68:
46 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUIS
- Page 69 and 70:
Kisah di puisi ini salah satu sisi
- Page 71 and 72:
ataupun eksplisit, secara halus ata
- Page 73 and 74:
Genre atau paradigma tidak diukur d
- Page 75 and 76:
Terima kasih juga kepada kawan-kawa
- Page 77 and 78:
56 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUIS
- Page 79 and 80:
Rendra meneliti “metode”-nya da
- Page 81 and 82:
ahwa pada Rendra (dengan berbagai t
- Page 83 and 84:
tetapi puisi esai. Ada niat untuk m
- Page 85 and 86:
dalam mencapai niatnya, sambil mend
- Page 87 and 88:
Dia mengalami perkosaan bertubi-tub
- Page 89 and 90:
Bagi seorang pembaca seperti saya,
- Page 91 and 92:
tempat (sajak “Catetan Th. 1946
- Page 93 and 94:
Tema-tema sosial akan bertemu pada
- Page 95 and 96:
74 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUIS
- Page 97 and 98:
Jadi, apa hubungan antara catatan k
- Page 99 and 100:
ketika membaca karangan dan penjela
- Page 101 and 102:
80 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUIS
- Page 103 and 104:
an adalah puisi yang melawan lupa.
- Page 105 and 106:
hampir sama dari jumlah suku kata d
- Page 107 and 108:
isa menang langsung, sekarang, ini
- Page 109 and 110:
dipakai penyairnya untuk menutup pe
- Page 111 and 112:
sedemikian? Pendidikan dan bakat? L
- Page 113 and 114:
esai dalam gagasan Denny JA harus d
- Page 115 and 116:
· Melindungi individu-individu dar
- Page 117 and 118:
yang melekat dalam dirinya. Upaya p
- Page 119 and 120:
kembali kenangan getir dari Peristi
- Page 121 and 122:
100 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUI
- Page 123 and 124:
jakan pelaku diskriminasi sehingga
- Page 125 and 126:
Puisi esai ini telah berhasil membu
- Page 127 and 128:
merta menjadi abdakadabra. Di alam
- Page 129 and 130:
Dan yang paling sensitif adalah ini
- Page 131 and 132:
Isu yang belum banyak berubah di In
- Page 133 and 134:
Dengan membahas makna, suatu analis
- Page 135 and 136:
dari sejumlah bait. Dan setiap bait
- Page 137 and 138:
itu dengan menggunakan istilah Tion
- Page 139 and 140:
membuat pacarnya Kho, minggat. Sebu
- Page 141 and 142:
mitos ini dalam puisinya. Saputanga
- Page 143 and 144:
sapu tangan atau setangan, tanpa de
- Page 145 and 146:
arkan Aart van Zoest (AvZ) berdasar
- Page 147 and 148:
Pada bait pertama puisi panjang “
- Page 149 and 150: Salah satu fakta catatan kaki yang
- Page 151 and 152: namamu di sana. Awalnya kupikir nam
- Page 153 and 154: medium penampung kegelisahan sang p
- Page 155 and 156: peredaran buku ini. Seperti juga pe
- Page 157 and 158: Jika membaca kutipan yang dilontark
- Page 159 and 160: serta dalam pengembangan kesusastra
- Page 161 and 162: Sahdan, adanya dari seorang teman,
- Page 163 and 164: ungkapan, mantra, serapah, pantun,
- Page 165 and 166: dicurigai sebagai salah seorang pej
- Page 167 and 168: dibaca, tampak dan terasa sebagaima
- Page 169 and 170: selama itu pula ia tetap ingat deng
- Page 171 and 172: sungguh menyakitkan. Namun, sebelum
- Page 173 and 174: kaitan dengan pemahaman dan pendiri
- Page 175 and 176: 154 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUI
- Page 177 and 178: sisi batin, psikologi dan sisi huma
- Page 179 and 180: seorang ilmuwan sosial —sebab dia
- Page 181 and 182: tampaknya mengandung konsekuensi le
- Page 183 and 184: 162 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUI
- Page 185 and 186: 164 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUI
- Page 187 and 188: pertunjukan bukti bahwa para aktivi
- Page 189 and 190: apalah artinya tanah jika tak mampu
- Page 191 and 192: penokohan dan jalannya peristiwa se
- Page 193 and 194: Secara umum, puisi esai Peri Sandi
- Page 195 and 196: sesekali, daun, ranting, serta buah
- Page 197 and 198: ola persahabatan dan senang-senang
- Page 199: Lihat juga kesantaian sang tokoh ce
- Page 203 and 204: khazanah sastra Indonesia; sebagian
- Page 205 and 206: Sekali lagi, puisi esai digagas ole
- Page 207 and 208: saat yang sama, ia memenuhi panggil
- Page 209 and 210: tentang perempuan penjaja seks beri
- Page 211 and 212: kampung halamannya. Dari Madura, Ma
- Page 213 and 214: Setiap masalah sosial rupanya selal
- Page 215 and 216: asosisi yang sepintas tampak nyaman
- Page 217 and 218: pantun), namun juga tidak meninggal
- Page 219 and 220: … namamu waktu itu raisa. memang
- Page 221 and 222: ... Seratnya yang putih gugur ditiu
- Page 223 and 224: keseluruhan isi puisi. Sebagai puis
- Page 225 and 226: telah mendiskusikan masalah catatan
- Page 227 and 228: antara lain ketika informasi yang d
- Page 229 and 230: tema selalu berkaitan dengan fenome
- Page 231 and 232: Daftar Pustaka Acep Zamzam Noor (ed
- Page 233 and 234: khasanah kesusastraan Melayu, Aceh,
- Page 235 and 236: Denny JA merumuskan puisi esai deng
- Page 237 and 238: kekayaan, keragaman, keluasan, keda
- Page 239 and 240: pihak asing hingga lupa dengan tuga
- Page 241 and 242: ada gugatan yang keras. Di bawah in
- Page 243 and 244: Terakhir, saya akan menjumpai Wendo
- Page 245 and 246: sendiri. Bukankah dalam kehidupan s
- Page 247 and 248: dukungan itu dalam berkarya, pada h
- Page 249 and 250: Kemunculan gagasan dan terjadinya s
- Page 251 and 252:
hanya terjadi secara kolektif seper
- Page 253 and 254:
lebih mudah dipahami publik dalam D
- Page 255 and 256:
5) puisi-esai berbabak dan panjang.
- Page 257 and 258:
mengidentifikasi diri ke dalam jiwa
- Page 259 and 260:
antara lain lewat cerpen-cerpennya
- Page 261 and 262:
pertanyaan dan kepenasaran-kepenasa
- Page 263 and 264:
karena aspek yang diketengahkan men
- Page 265 and 266:
persoalan yang dihadapi Orang Rimba
- Page 267 and 268:
peristiwa tersebut lewat berita. Da
- Page 269 and 270:
polemik dan perdebatan di kalangan
- Page 271 and 272:
Secara keseluruhan sajak-nya dibagi
- Page 273 and 274:
kedua sajak sama-sama mengungkapkan
- Page 275 and 276:
persepsi. Namun, masalahnya, kalau
- Page 277 and 278:
mudah-mudahan akan merangsang ketaj
- Page 279 and 280:
258 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUI
- Page 281 and 282:
selesaikan selama 3 tahun, padahal
- Page 283 and 284:
tersebut. Guru bahasa Indonesia say
- Page 285 and 286:
maka kemudian diberi nama “puisi
- Page 287 and 288:
ermazhab pada puisi esai ini pun ad
- Page 289 and 290:
268 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUI
- Page 291 and 292:
tualnya diharapkan sampai kepada kh
- Page 293 and 294:
mencari medium baru yang pas untuk
- Page 295 and 296:
tentang fakta yang mungkin diacu ol
- Page 297 and 298:
oleh dikaburkan oleh ambisi terhada
- Page 299 and 300:
antara Siti Sianah dan suaminya set
- Page 301 and 302:
imen menjembatani fakta (yang disam
- Page 303 and 304:
... Abu Dzar menyukai lukisan itu L
- Page 305 and 306:
Sampai di sini, Gaus membawa kita p
- Page 307 and 308:
Puisi “Karangan Bunga” di atas
- Page 309 and 310:
mukakan fiksi, maka dalam puisi fak
- Page 311 and 312:
esai Gaus terutama terletak pada im
- Page 313 and 314:
memberi pencerahan sebagaimana laya
- Page 315 and 316:
tulisan “Genre Baru Sastra Indone
- Page 317 and 318:
hidup dalam sejarah. Namun realitas
- Page 319 and 320:
13% atau sekitar 31 juta jiwa. Buka
- Page 321 and 322:
Menyayat hati dan membuat air mata
- Page 323 and 324:
Semua kisah dalam puisi esai ini me
- Page 325 and 326:
Dalam kitab suci disebutkan adanya
- Page 327 and 328:
Juga pada kawan-kawan di Jurnal saj
- Page 329 and 330:
edisi 3, 2012), mengulas secara pan
- Page 331 and 332:
Gerobak” misalnya, yang bercerita
- Page 333 and 334:
Mandi kalau ada air Makan kalau dap
- Page 335 and 336:
terhadap kemiskinan dan penderitaan
- Page 337 and 338:
Atmo tafakur Atmo bersyukur Saat di
- Page 339 and 340:
ertanya, manakah belas kasih sesama
- Page 341 and 342:
erbeda ditulis Elza dengan agak sin
- Page 343 and 344:
322 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUI
- Page 345 and 346:
medium ekspresi perlawanannya pada
- Page 347 and 348:
konvensi dan inovasi. Tarik-menarik
- Page 349 and 350:
Lalu bagaimana dengan catatan Ignas
- Page 351 and 352:
Dari eksplorasi semacam ini, lahirl
- Page 353 and 354:
Jadi, prosa lirik Calon Arang karya
- Page 355 and 356:
Dengan demikian, Denny JA mempunyai
- Page 357 and 358:
336 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUI
- Page 359 and 360:
Puisi Esai yang digagas Denny JA ad
- Page 361 and 362:
esai. Sebagai puisi, ia harus mengg
- Page 363 and 364:
korban kesakitan sosial, menghindar
- Page 365 and 366:
Indonesia”. Kita, memang membutuh
- Page 367 and 368:
Maka, dari segi bentuk kita memang
- Page 369 and 370:
Dengan demikian, konsep puisi esai
- Page 371 and 372:
telah mengemukakan tanggung jawab m
- Page 373 and 374:
ahasa Inggris, Jerman, Belanda, Por
- Page 375 and 376:
Zawawi Imron masih setia tinggal di
- Page 377 and 378:
edaksi majalah sastra Horison dan J
- Page 379 and 380:
FIB UI ini pernah menjadi redaktur
- Page 381 and 382:
Sumber Tulisan Bab Satu Puisi Esai:
- Page 383 and 384:
Bab Lima Puisi Esai dalam Polemik M