03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kampung halamannya. Dari Madura, Madun berkirim surat<br />

kepada Serumpai, mengemukakan rindu dan cintanya yang<br />

tetap menyala-nyala. Tapi surat itu tak berbalas, entah<br />

kenapa. Maka, Madun pun berangkat lagi ke Sampit untuk<br />

menemui kekasihnya, namun sia-sia. Cinta mereka kandas.<br />

Di sini, konflik etnis telah menelan korban jalinan cinta-kasih<br />

Madun dan Serumpai, yang tak ada sangkut-pautnya dengan<br />

konflik etnis itu sendiri.<br />

Sudah sering pula kita dengar soal derasnya arus<br />

urbanisasi ke ibukota Jakarta, yang antara lain didorong oleh<br />

relatif rendahnya sumber daya ekonomi desa (daerah) di<br />

satu sisi dan terpusatnya sumber daya ekonomi di ibukota<br />

di sisi lain. Tapi toh ibukota tak selalu menjamin kemakmuran<br />

orang yang terhimpit ekonomi di desa atau daerah.<br />

<strong>Puisi</strong> esai “Suara-Suara Ingatan” karya Jenar Aribowo<br />

mengisahkan tokoh Suti yang mencoba mengadu nasib di<br />

Jakarta, tapi akhirnya kandas. Meski terkesan artifisial dan<br />

klise, kisahnya sendiri menyedihkan. Ayah Suti adalah<br />

korban pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat krisis<br />

ekonomi yang melanda <strong>Indonesia</strong> di tahun 1998, dan<br />

akhirnya menjadi penarik becak. Karena tekanan ekonomi<br />

yang berat, sang ayah meminta Suti berhenti sekolah. Tak<br />

lama kemudian orangtua Suti meninggal dunia. Untuk<br />

menyambung hidup, Suti terpaksa bekerja di Jakarta,<br />

namun tak lama kemudian dia berhenti bekerja karena tak<br />

tahan dengan intimidasi majikannya. Selanjutnya dia pulang<br />

ke desa dan bekerja sebagai penjaga kios. Sang pemilik kios<br />

kemudian menjadikan Suti sebagai anak angkatnya. Jadi,<br />

siapakah yang dapat menolong rakyat yang terhimpit<br />

kemiskinan, dan gagal pula mencari penghidupan di<br />

190 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!