03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Elza termasuk orang yang selalu mengaitkan rasa sosial<br />

dan rasa keagamaan. Kecintaan kepada Allah harus berujud<br />

kecintaan kepada sesama manusia. Seyogyanya fitrah dan<br />

iman itu harus menjadi energi positif untuk melanjutkan<br />

“belas kasih” Allah kepada sesama manusia, terutama bagi<br />

manusia yang sedang bersedih dalam jurang penderitaan.<br />

Iman lah yang harus menjadi dinamo penggerak untuk<br />

melakukan tindakan nyata untuk mengangkat masyarakat<br />

dari kemiskinan. Itulah iman yang aktif yang selalu<br />

berorientasi pada kebaikan dan manfaat.<br />

Dalam Al-Qur’an, orang yang tak peduli kepada nasib<br />

anak yatim dan fakir miskin itu disebut sebagai “pendusta<br />

agama” (Surat Al-Ma’un). Akan semakin tampak bahwa<br />

ketidakpedulian kepada orang miskin itu sebagai sebuah<br />

kejahatan kalau kita memperhatikan sabda Ali Ibnu Abi<br />

Thalib, Fama ja’a faqirun illa bitukhmati qhaniyyin, tidak<br />

lapar orang miskin kecuali karena serakahnya orang kaya.<br />

Memperhatikan kalimat yang diucapkan Ali di atas, kalau<br />

dipikir, sebenarnya rezeki dari Tuhan untuk umat manusia<br />

itu cukup. Kenapa ada orang miskin? Karena ada orang kaya<br />

yang rakus, yang hanya mau kenyang dan senang sendiri.<br />

Pikiran seperti itulah yang meresahkan Elza sehingga<br />

ia menulis puisi “Manusia Gerobak” dan 4 puisi esai lainnya.<br />

Persoalan kemiskinan seperti itu memang bukan persoalan<br />

sastra, tapi Elza merasa persoalan itu bisa menjadi intensif<br />

diungkap dengan media sastra. Rasa sedih, terharu, gembira,<br />

dan lain-lain, diyakini dan dirasa cocok dibahasakan dalam<br />

bentuk puisi esai.<br />

Bahwa Elza tidak selalu larut lama dalam kesedihan,<br />

bisa diperhatikan pada bagian akhir dari puisi esai “Manusia<br />

Gerobak” ini. Tidak semua orang di negeri ini tidak peduli<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

313

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!