03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Biodata Penulis<br />

ABDUL KADIR IBRAHIM dikenal dengan nama AKIB, lahir di Tanjungbalau,<br />

Kelarik Ulu, Bunguran-Natuna, Kepulauan Riau, 4 Juni 1966. Menyelesaikan<br />

pendidikan di Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN),<br />

Sultan Syarif Qasim, Pekanbaru (1991) dan Magister Teknik Pembangunan<br />

Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro, Semarang (2008). Ia pernah<br />

menjadi penyiar RRI-Pekanbaru (1987-1989), Wartawan harian Riau Pos,<br />

Pekanbaru (1993-1995), Redaktur Pelaksana Mingguan Sempadan (Riau<br />

Pos Gorup, 1999-2003), Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota<br />

Tanjungpinang (2009-2011), Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik,<br />

Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat (Badan Kesbangpol Linpenmas)<br />

Kota Tanjungpinang (2011-2012), dan tentu saja terus menulis<br />

sastra. Bukunya antara lain Menjual Natuna (cerita pendek, 2000), Harta<br />

Karun (cerita anak-anak 2001, 2002), Negeri Airmata (kumpulan puisi,<br />

2004), Rampai Islam: Dari Syahadat Sampai Lahat (kolom-kolom, 2006),<br />

Nadi Hang Tuah (2010), dan penyelenggara/penanggungjawab Dermaga<br />

Sastra <strong>Indonesia</strong> (2010). AKIB pernah mendapat Penghargaan Nasional,<br />

Man of The Year 2009; <strong>Indonesia</strong>n Best Executive of The Year 2009,<br />

Satyalancana Karya Satya X Tahun dari Presiden RI (2010) dan The Best<br />

Executive Citra Awards 2011-2012 Asean Programme Consultant <strong>Indonesia</strong><br />

Consortium dan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat RI<br />

(2011). Bukunya yang terbit tahun ini adalah Kumpulan cerpen Karpet<br />

Merah Wakil Presiden, Tanjung Perempuan, dan Santet Tujuh Pulau<br />

serta kumpulan esai Tanah Air Bahasa <strong>Indonesia</strong>, Politik Melayu.<br />

ACEP ZAMZAM NOOR adalah penyair dan pelukis kelahiran Tasikmalaya.<br />

Masa kecil dan remajanya dihabiskan di lingkungan Pondok Pesantren<br />

Cipasung, Tasikmalaya. Menyelesaikan SLTA di Pondok Pesantren As-<br />

Syafi’iyah, Jakarta. Kuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Mendapat<br />

fellowship dari Pemerintah Italia. Mengikuti workshop seni rupa di<br />

Filipina, Belanda, dan Cina. <strong>Puisi</strong>-puisinya terhimpun dalam antologi Di<br />

Luar Kata (1996), Di Atas Umbria (1999), Dongeng dari Negeri Sembako<br />

(2001), Jalan Menuju Rumahmu (2004) dan Menjadi Penyair Lagi (2007).<br />

Kumpulan puisi Sundanya adalah Dayeuh Matapoé (1993) dan<br />

Paguneman (2011). Sebagian dari esai-esai sastranya dibukukan dalam<br />

<strong>Puisi</strong> dan Bulu Kuduk (2011). Sejumlah puisinya diterjemahkan ke dalam<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

351

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!