03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sepanjang sejarahnya. Dengan runtun Stefanus melukiskan<br />

apa yang menimpa aku lirik —yang boleh jadi merupakan<br />

gambaran dirinya saat memutuskan untuk keluar dari<br />

komunitas. Ada nada kesabaran dan ketabahan yang ditunjukkan<br />

lewat penggambaran aku lirik dalam merespon keluh<br />

kesah dan derita kekasihnya yang mendapat perlakuan tidak<br />

mengenakkan dari orang tuanya. Dari judulnya tersirat<br />

pesan bahwa dalam cinta ada duri-duri yang menjadi<br />

pelengkap keindahan sebagaimana bunga mawar yang<br />

justru indah sebagai bunga karena ada duri yang<br />

menyertainya.<br />

Terlepas dari soal kandungan sajak itu, saya kira ada<br />

diksi yang menarik yang dipakai Stefanus dalam sajak ini,<br />

khususnya yang terdapat dalam bait berikut:<br />

Kini, sedikit beranjak normal<br />

Kita diterpa ketenangan dan sedikit kesendirian<br />

karena orangtuaku dan orangtuamu<br />

tak lagi berminat mencerca.<br />

Kata diterpa dalam larik kedua bait tersebut bersanding<br />

dengan ketenangan dan kesendirian. Kata terpa artinya<br />

‘terkam’ atau ‘sergap’. Dalam Kamus Besar bahasa <strong>Indonesia</strong>,<br />

Edisi IV, cetakan pertama, tahun 2008, halaman 1445, kata<br />

menerpa artinya ‘melompati dan menerkam’ atau ‘mengejar<br />

hendak menyergap.’ Dari arti itu terlihat bahwa konotasi yang<br />

muncul dari kata itu adalah sesuatu yang efeknya kurang<br />

mengenakkan. Dalam konteks itu, apakah tepat kalau dikatakan<br />

bahwa seseorang diterpa ketenangan? Kalau Stefanus<br />

mau mengatakan bahwa ketenangan merupakan sesuatu<br />

yang mengusik atau membuat gelisah, bolehlah atau sahsah<br />

saja kata diterpa bersanding dengan ketenangan. Ini soal<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

253

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!