03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Ramadhan KH (Keluarga Permana, 1978).<br />

Apanya yang esai jika puisi-puisi itu tidak berbeda<br />

dengan prosa liris Pengakuan Pariyem (1979) Linus Suryadi<br />

yang fenomenal? Jika kehadiran catatan kaki menjadi<br />

sentral, mengapa cuma 39 catatan kaki dari lima tema besar<br />

itu? Bahkan, enam catatan kaki pada ”Bunga Kering Perpisahan”<br />

terkesan laksana minyak dengan air; tak menyatu.<br />

Boleh jadi lantaran peristiwa Dewi-Albert tidak seheboh tiga<br />

peristiwa yang ditempatkan di awal. Jika Atas Nama Cinta<br />

termasuk puisi naratif, kita mudah saja menemukannya<br />

pada puisi-puisi Ajip Rosidi, Ramadhan KH, Rendra, Taufiq<br />

Ismail, atau Ridwan Saidi (Lagu Pesisiran, 2008) yang di<br />

sana-sini sengaja pula menyertakan catatan kaki.<br />

Dalam khazanah sastra Sunda, pantun Lutung Kasarung<br />

atau Ciung Wanara dan sejumlah besar syair Melayu pada<br />

dasarnya adalah puisi naratif. Bahkan, pada 1890 Tan Teng<br />

Kie pernah membuat semacam laporan jurnalistik lewat tiga<br />

syair panjangnya. Salah satunya, peristiwa pembangunan<br />

jalan kereta api dari Cikarang-Kedung Gede, Karawang, berjudul<br />

Syair Djalanan Kreta Api (Bataviasche<br />

Oosterspoorweg dengan Personellnja bij gelegenheid van<br />

opening der lijn Tjikarang-Kedoeng Gede Bezongen oleh Tan<br />

Teng Kie). Di sana disertakan juga jadwal keberangkatan<br />

kereta api ”Djoeroesan Batawi Kedoeng Gede”. Jika Denny<br />

merasa langkahnya merupakan sesuatu yang baru dalam<br />

sastra <strong>Indonesia</strong>, oleh karena itu sangat mungkin menjadi<br />

genre atau paradigma baru, maka tawaran itu kesorean:<br />

sudah lama terjadi dalam tradisi perpuisian <strong>Indonesia</strong>. Mari<br />

kita coba tengok ke belakang.<br />

Sastra dan seni niscaya selalu berada dalam ketegangan<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

325

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!