03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

memadankan apa yang tengah bergolak dan dirasakan. 8<br />

Dalam kaitan ini, tampak bahwa para pelaku puisi tersebut<br />

lebih berorientasi —meminjam istilah Abrams— pada segi<br />

ekspresif (pada dirinya sendiri sebagai pencipta) daripada<br />

kepada masyarakat.<br />

***<br />

Di depan telah dikemukakan bagaimana munculnya<br />

bentuk pengucapan baru di suatu zaman pada dasarnya<br />

dilahirkan oleh zaman itu sendiri. Munculnya bentuk<br />

pengucapan puisi-esai pun, dengan penjelasan saya tentang<br />

relevansi puisi-esai di tengah kondisi sosial masyarakat<br />

<strong>Indonesia</strong> yang saya kemukakan di atas, saya kira juga<br />

demikian. Kegelisahan penggagas dan penggerak puisi-esai<br />

bukan hanya merupakan kegelisahannya pribadi, namun<br />

kegelisahan kita pada umumnya. Kegelisahan itu kini telah<br />

dijembatani dengan alternatif berupa puisi-esai. Sejauhmana<br />

puisi-esai dapat menjadi jalan keluar dari persoalan yang<br />

melingkupi (dan mengakar menjadi jiwa masa kini), tentu<br />

masih kita tunggu.<br />

Sebagai perbandingan dari hal ini, kita dapat mengingat<br />

lagi apa yang terjadi sebelumnya dalam kesusastraan<br />

<strong>Indonesia</strong> terkait dengan masalah kehadiran fakta dalam<br />

fiksi ini. Seperti kita ketahui bersama, sebelumnya di masa<br />

Orde <strong>Baru</strong>, muncul estetika penulisan cerpen dengan melakukan<br />

pembocoran fakta lewat fiksi. Salah seorang pengarang<br />

yang memulainya adalah Seno Gumira Ajidarma,<br />

8<br />

Mengenai latar belakang munculnya Gerakan <strong>Puisi</strong> Bebas oleh para aktivis GAS<br />

ITB dan <strong>Puisi</strong> Konkrit di TIM, dapat dibaca hasil penelitian Nenden Lilis A.<br />

dalam “Kebijakan Kebudayaan di Masa Orde <strong>Baru</strong>” (kerja sama LIPI dan The<br />

Ford Foundation, 2001).<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

237

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!