03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Menggali Ingatan Reformasi<br />

dengan <strong>Puisi</strong><br />

AGUS R. SARJONO<br />

R<br />

eformasi adalah kata sakti pembawa harapan yang<br />

dengan cara seksama dan dalam tempo sesingkatsingkatnya<br />

berubah menjadi kata basi pembawa kegalauan.<br />

Kini kata ini sudah jarang menghias bibir para pejabat dan<br />

politisi digantikan kata-kata yang lebih trendi seperti stake<br />

holder, character building, pilkada, implementasi, koruptif,<br />

partisipatif emansipatoris, dan sejenisnya. Di sebagian<br />

masyarakat, khususnya kaum jelata, kata reformasi membuat<br />

mereka merinding karena berkonotasi dengan korupsi, kenaikan<br />

harga bahan pokok, antri minyak tanah, debat kusir<br />

politisi, curhat pejabat, serta jalanan yang dihiasi oleh lobanglobang<br />

dan foto-foto calon bupati, wali kota, gubernur, dan<br />

orang partai yang senyum-senyum tanpa alasan yang jelas.<br />

Dengan kata reformasi yang telah menjadi kata yang menggalaukan<br />

hati, maka masuk akal jika tak ada lagi yang tertarik<br />

untuk mendiskusikan apakah reformasi itu gagal atau berhasil.<br />

Namun, jika hasil utama reformasi adalah keyakinan<br />

masyarakat –lepas dari benar atau tidaknya— bahwa masa<br />

Orde <strong>Baru</strong> lebih baik dari sekarang, maka ini adalah<br />

malapetaka. Jika hasil utama reformasi adalah seriusnya<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

165

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!