03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Jika membaca kutipan yang dilontarkan olehmu<br />

tentang puisi esai yang dimaksud, pikiranku mengembara<br />

pada istilah "jurnalisme sastrawi" yang dideklarasikan oleh<br />

Tom Wolfe, seorang jurnalis dan novelis pada tahun 1960-<br />

an di Amerika. Ia menulis laporan jurnalistik dengan<br />

citarasa sastra. Kemudian Roy Peter Clark memodifikasi<br />

rumus standar/ pedoman jurnalistik 5W 1H menjadi pendekatan<br />

baru yang naratif tanpa menghilangkan fakta sebagai<br />

esensi dari laporan jurnalistik. "Who" berubah menjadi<br />

karakter, "what" menjadi plot atau alur, "where" menjadi<br />

setting, "when" menjadi kronologi, "why" menjadi motif, dan<br />

"how" menjadi narasi.<br />

Jika membandingkan antara pemikiranmu yang "puisi<br />

esai" dengan Tom Wolf yang dinamai "jurnalisme sastrawi"<br />

dari sini aku menjadi mengerti mengapa dirimu bersikeras<br />

ingin memproklamirkan istilah baru itu. Ada benang merah/<br />

motif yang bisa dipetik yaitu hendak memunculkan cita rasa,<br />

bukan semata-mata genre. Namun yang penting untuk<br />

diingat, kendati bernama "jurnalisme sastrawi", genre ini<br />

tetaplah fakta. Pertanyaan yang selanjutnya ingin kutanyakan<br />

kepadamu adalah apakah kisah Fang Yin (puisi Saputangan<br />

Fang Yin), Juleha dan Rokhmat (puisi "Romi dan<br />

Yuli dari Cikeusik"), Minah (puisi Minah Tetap Dipancung)<br />

Amir dan Bambang (puisi "Cinta Terlarang Batman dan<br />

Robin) dan kisah Dewi dan Albert (puisi "Bunga Kering<br />

Perpisahan") juga fakta dan benar-benar terjadi sehingga<br />

bisa dijadikan rujukan berita dan bukan hanya cerita? Jika<br />

demikian, lantas di manakah esensi sastra yang memiliki<br />

wilayah otonom itu. Semoga dirimu tidak terjebak pada<br />

136 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!