03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sangat kuat pada puisi esai. Objek yang ditulis semuanya<br />

adalah fakta (sosial). Baik “Sapu Tangan Fang Yin” maupun<br />

“Romi dan Juli dari Cikeusik” dan “Minah Tetap Digantung”,<br />

jelas mengacu pada kejadian faktual. Kefaktualan itu diperjelas<br />

dengan kehadiran catatan kaki yang menunjukkan kapan,<br />

di mana, bagaimana, kejadian itu dan siapa saja yang terlibat,<br />

dengan menunjuk pada sumber yang memberitakan<br />

fakta itu. “Balada Cinta Batman dan Robin” lebih cair faktualitasnya<br />

menyangkut pelaku peristiwa, namun peristiwanya<br />

—setidaknya fenomenanya— sendiri benar-benar berdasarkan<br />

fakta sosial dan untuk menekankan kefaktualan<br />

ini —sekali lagi— catatan kaki lah penandanya.<br />

Semua fakta itu jika dikaji secara ilmiah akan menjadi<br />

karangan ilmiah. Namun, karangan ilmiah, sebagaimana<br />

dikemukakan di muka, menghendaki subjek pengarang sirna<br />

separipurna mungkin. Sirnanya subjek pengarang dengan<br />

segala keterlibatan dan ketergetaran pengarang atas objek<br />

yang ditulisnyalah yang mendorong penulis, dalam kasus<br />

ini Denny JA, berkeberatan. Isu-isu sosial yang ditangguknya<br />

sebagai ilmuwan sosial dan peneliti sedemikian<br />

menggundahkan pengarang dan justru “keterlibatan aktif”<br />

subjeklah yang didambakan. Keterlibatan subjek secara<br />

penuh dengan menghilangkan entitas objek sebagai fakta<br />

keras, sebagaimana lazim dalam karya sastra, di sisi lain<br />

juga tidak dikehendaki. Fakta keras itulah yang ingin ditanggapi<br />

oleh pengarang dengan subjektivitasnya. Kedua hal ini,<br />

fakta objektif dan keterlibatan subjektif, yang justru ingin<br />

tetap dipertahankan oleh pengarang. Mempertahankan<br />

keduanya, mau tidak mau mengharuskan pengarang memilih<br />

esai sebagai bentuknya. Namun, takaran subjektivitas<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

19

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!