03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Puisi</strong> <strong>Esai</strong> yang digagas Denny JA adalah juga sebuah<br />

jawaban bagi situasi tertentu, yakni situasi <strong>Indonesia</strong> yang<br />

tengah terancam dari kebhinekaannya yang adalah sendi<br />

keindonesiaan itu sendiri. Hal ini menjadi jelas saat Denny<br />

JA bergabung dengan Jurnal Sajak sehingga setelah saling<br />

menjajaki, ternyata kami sama-sama menyadari dan<br />

menyepakati mimpi yang sama: <strong>Indonesia</strong> tanpa diskriminasi.<br />

Tidak mengherankan jika dalam Atas Nama Cinta<br />

Denny JA mengangkat 5 isu penting yang rawan konflik<br />

dan diskriminasi. Isu-isu ini jika ditulis dalam bentuk ilmiah<br />

hanya akan menyentuh lingkungan terbatas. Sementara,<br />

jika ditulis dalam bentuk puisi bisa saja semua urusan krusial<br />

itu dianggap dan diterima sebagai fiksi. <strong>Puisi</strong> esai, adalah<br />

upaya jalan keluarnya.<br />

Dilihat dari segi bentuk, puisi esai –sejauh terlihat dalam<br />

Atas Nama Cinta Denny JA— mirip prosa lirik atau puisi<br />

naratif. Sebagai prosa lirik Pengakuan Pariyem Linus<br />

Suryadi AG sudah mendahuluinya. Sebagai puisi naratif,<br />

Rendra, Ajip Rosidi, Ramadhan KH, Taufiq Ismail, sudah<br />

ada di sana. Sebagai epik, sama sekali tidak baru karena La<br />

Galigo dan Mahabharata serta syair-syair perang sastra<br />

Melayu sudah lama ada di Nusantara. Masalahnya, puisipuisi<br />

Denny JA tidaklah bisa disebut epik, prosa lirik, ataupun<br />

naratif, karena meski bentuknya mirip tapi state of mindnya<br />

berbeda.<br />

Sajak-sajak naratif Rendra dan Taufiq Ismail, epik Ajip<br />

Rosidi, syair Melayu, Mahabharata, dan La Galigo, serta<br />

prosa liris Linus Suryadi AG semuanya adalah fiksi. Pada<br />

semua fiksi tersebut tentu terdapat fakta. Tapi, apakah benar<br />

Pariyem berasal dari Gunung Kidul atau bukan, tidak mem-<br />

338 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!