03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

dalam bentuk kemarahan publik yang berujung pada<br />

tindakan anarki dan destruktif.<br />

Kita tidak akan membahas lebih jauh kemiskinan dan<br />

kepapaan masyarakat lapisan bawah itu, termasuk apakah<br />

kemiskinan itu akibat struktural atau budaya. Dampaknya<br />

sudah jelas dialami masyarakat. Namun, sangat disayangkan,<br />

peran negara sangat minim. Negara semestinya bisa<br />

berperan dalam kebijakan sosial dan memberi pelayanan<br />

sosial. Di <strong>Indonesia</strong>, sudah tak terhitung orang miskin yang<br />

menjadi korban hingga meninggal atau bunuh diri. Kasuskasus<br />

seperti itu selah tak menjadi perhatian bagi para<br />

penyelenggara negara. Di tengah tragedi kemanusiaan yang<br />

memilukan, para penyelenggara negara malah berebut harta<br />

dan pamer kekayaan.<br />

Ironinya, rendahnya kepedulian pada kaum papa justru<br />

terjadi di tengah apa yang disebut kebangkitan agama<br />

khususnya Islam di tanah air. Masjid dan tempat-tempat<br />

ibadah berdiri di mana-mana, umat Islam rela antri<br />

bertahun-tahun untuk dapat naik haji meski biaya naik haji<br />

sangatlah mahal dan pelayanan pemerintah sangat buruk.<br />

Pada saat Idul Qurban, orang-orang perkotaan bahkan<br />

kesulitan menyalurkan hewan kurbannya karena banyaknya<br />

orang yang berkurban. Tapi kebangkitan agama itu, jika<br />

itu mau disebut sebagai kebangkitan agama, berbanding<br />

terbalik dengan melemahnya komitmen mereka pada kaum<br />

miskin, padahal agama memperingatkan bahwa harta<br />

kekayaan adalah “fitnah” atau percobaan dari Tuhan kepada<br />

kita. Janganlah kita biarkan diri kita terbuai, terpukau, dan<br />

terkecoh oleh keberhasilan lahiriah dan mengabaikan<br />

sesuatu dalam kehidupan ini yang lebih tinggi nilainya.<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

303

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!