03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

memberi pencerahan sebagaimana layaknya kita membaca<br />

sebuah buku. Beda dengan kalau saya membaca buku-buku<br />

sosial atau keagamaan semacam karya Nurcholish Madjid,<br />

misalnya. Tiap kali membacanya, saya selalu mendapat<br />

pencerahan. Akhirnya jadilah buku-buku itu hanya menjadi<br />

“penghias” perpustakaan saja.<br />

“Kecuekan” saya terhadap puisi sudah sejak lama, sejak<br />

menjadi mahasiswa. Tiap kali membaca puisi saya lebih<br />

banyak merasakan tidak mendapatkan “apa-apa”, daripada<br />

mendapatkan “apa-apa”, padahal puisi yang saya baca itu<br />

dipuji bagus oleh banyak kalangan. Seiring berjalannya<br />

waktu, puisi kemudian menjadi sesuatu yang sulit untuk<br />

dipahami dan dimengerti. Ada semacam pandangan dalam<br />

dunia perpuisian bahwa sebuah puisi semakin bagus bila<br />

semakin sedikit dimengerti oleh banyak orang dan sebuah<br />

puisi menjadi gagal bila makin dimengerti oleh banyak orang.<br />

Mereka yang mengerti itu adalah cukup para penyair saja.<br />

Mereka yang bukan penyair memang tidak akan mengerti<br />

makna yang terkandung di dalam puisi, karena puisi dibuat<br />

memang untuk tidak untuk dimengerti oleh mereka. Pembaca<br />

puisi, sama dengan jamaah pendengar mubaligh yang<br />

berkhutbah di sebuah mimbar dalam bahasa Arab, yang<br />

cukup mendengarkan dengan takzim tanpa harus mengerti<br />

apa yang disampaikan.<br />

Riset yang dilakukan oleh Lingkaran Survey <strong>Indonesia</strong><br />

tahun 2011 (Denny JA, Jurnal Sajak, nomor 3, 2012,<br />

halaman 69,) menunjukkan betapa puisi menjadi sesuatu<br />

yang asing dalam masyarakat. Dalam riset itu ditemukan<br />

bahwa mereka yang tamat pendidikan tinggi sekalipun tidak<br />

mengerti dan tidak memahami puisi. Mereka yang<br />

292 PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!