03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

puisi esainya, yaitu nama sang tokoh yang sebenarnya. Ini<br />

cara paling mudah untuk mengubah fakta jadi fiksi —tapi perlu<br />

ditegaskan bahwa dengan menyembunyikan atau menyamarkan<br />

nama tokoh faktual tidak dengan sendirinya mengubah<br />

fakta jadi fiksi, sebab hal itu tergantung pada indikasi-indikasi<br />

fiksional lainnya. Mudah diduga juga bahwa Gaus dengan<br />

sengaja pula tidak menfungsikan catatan kaki sebagai menjembatani<br />

fakta dengan fiksi dalam puisi esai-nya— sebagaimana<br />

dimaksudkan dalam konsep puisi esai Denny JA.<br />

Kalau kita bandingkan dengan puisi esai Denny JA,<br />

perbe-daan yang cukup mencolok dalam konteks hubungan<br />

fakta dan fiksi adalah ini: dalam puisi esai Denny, fiksi<br />

disampaikan dalam tubuh puisi, sedangkan fakta —yang<br />

mungkin diacunya atau merupakan konteksnya— disampaikan<br />

dalam catatan kaki; dalam puisi esai Gaus, fakta dan<br />

fiksi berbaur dalam tubuh puisi. Dalam puisi esai Denny,<br />

perbedaan atau batas antara fakta dan fiksi sedemikian<br />

jelasnya, bahkan nyaris dikontraskan; sementara dalam puisi<br />

esai Gaus, perbedaan atau batas antara fakta dan fiksi<br />

sedemikian tipisnya, bahkan nyaris ditiadakan.<br />

Apa artinya itu? Di sini Gaus kembali pada jembatan<br />

yang mungkin dan tak mungkin dalam hubungan fakta dan<br />

fiksi, yaitu inferensi pembaca. Sekiranya pembaca memiliki<br />

inferensi tertentu, maka dengan inferensinya dia akan menghubungkan<br />

fiksi dengan fakta tertentu. Jika tidak memiliki<br />

inferensi apa pun, biarlah fakta yang telah diubah jadi fiksi<br />

diterima sebagai fiksi belaka, tanpa kemungkinan berhubungan<br />

dengan fakta tertentu. Biarlah fakta yang kini dikisahkan<br />

dalam puisi esai diterima sebagai teks fiksional.<br />

Sebab, fiksi tak kurang pentingnya dibanding fakta. Bahkan<br />

sampai batas tertentu, fiksi lebih penting tinimbang fakta.<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

283

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!