03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

fakta yang disampaikan dengan cara khas, yang mencerminkan<br />

opini penulisnya. <strong>Esai</strong> adalah tulisan yang merupakan<br />

tanggapan pribadi terhadap masalah apa pun yang<br />

terjadi di sekitarnya; dari sisi itu esai adalah karya sastra.<br />

Karya sastra juga memiliki fungsi serupa. 2 Namun,<br />

catatan kaki yang dicantumkan dalam buku ini bukan<br />

sekadar pandangan pribadi tetapi berasal dari berbagai<br />

sumber yang tidak bisa diklasifikasikan sebagai esai. Kita<br />

suka menyebut catatan kaki yang dicantumkan Denny itu<br />

sebagai fakta. Banyak di antara catatan kaki itu berupa berita,<br />

itu tentu yang menyebabkan kita suka mengklasifikasikan<br />

sebagai fakta. Berita selalu dikaitkan dengan fakta, sesuatu<br />

yang benar-benar terjadi. Nah, apa jadinya kalau fakta yang<br />

ada dalam catatan kaki itu dipakai untuk merujuk fiksi, yakni<br />

puisi yang bersumber pada imajinasi Denny?<br />

Berita itu nyata, fiksi tidak; begitu umumnya pandangan<br />

kita. Tetapi bukankah “berita” bisa dengan mudah berubah<br />

atau diubah menjadi “cerita”? 3 Saya mendapat kesan bahwa<br />

adanya perbedaan antara fiksi dan fakta, antara berita dan<br />

cerita itulah yang menyebabkannya memikirkan suatu jenis<br />

karangan yang selama ini belum pernah saya dapati dalam<br />

perkembangan kesusastraan kita. Ia menyebut jenis<br />

karangannya ”<strong>Puisi</strong> <strong>Esai</strong>.”<br />

Dalam hal ini, esai diklasifikasikannya sebagai fakta, dan<br />

tentunya puisi sebagai fiksi. Hal yang menarik perhatian saya<br />

2<br />

Saya mengungkapkan masalah itu dalam “Membaca <strong>Esai</strong>,” salah satu tulisan<br />

dalam buku esai saya, Mengapa Ksatria Memerlukan Panakawan?, Sekolah<br />

Pascasarjana, Institut Kesenian Jakarta: 2011.<br />

3<br />

Masalah itu saya singgung dalam “Berita dan Cerita,” salah satu tulisan dalam<br />

buku saya, ibid.<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

77

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!