03.03.2015 Views

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

Puisi-Esai-Kemungkinan-Baru-Puisi-Indonesia-ebook

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

5 <strong>Puisi</strong> <strong>Esai</strong> Pemenang Hiburan<br />

Hidayah Berpuisi<br />

ACEP ZAMZAM NOOR<br />

K<br />

etika pertama kali membaca puisi esai Denny JA dalam<br />

buku Atas Nama Cinta timbul pertanyaan dalam diri<br />

saya, apa bedanya puisi tersebut dengan puisi naratif yang<br />

sudah lebih dulu ditulis para penyair kita seperti Rendra,<br />

Ajip Rosidi, Abdul Hadi W.M., Emha Ainun Nadjib atau<br />

Linus Suryadi AG. Tulisannya sama-sama panjang dan<br />

bentuknya mengandung kisah, bercerita tentang seseorang<br />

atau suatu peristiwa. Dalam khasanah kesusastraan Sunda<br />

bentuk naratif ini juga sudah biasa ditulis, temanya<br />

kebanyakan mengenai tokoh-tokoh lokal dalam kaitannya<br />

dengan kepahlawanan, atau tentang perjalanan spiritual<br />

yang sifatnya pribadi. Ajip Rosidi pernah menulis tentang<br />

keberanian dan keperkasaan dalam puisi Jante Arkidam,<br />

Bagus Rangin dan Bendara Ikin, Sayudi pernah menulis<br />

tentang kesejatian seorang lelaki dalam puisi Lalaki di Tegal<br />

Pati, atau Enas Mabarti yang dengan sangat lembut<br />

menuliskan pengalaman spiritualnya sewaktu melaksanakan<br />

ibadah haji dalam prosa liris Gunem, Rencep, Sidem.<br />

<strong>Puisi</strong> naratif semacam ini tentu saja terdapat juga dalam<br />

PUISI ESAI KEMUNGKINAN BARU PUISI INDONESIA<br />

211

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!