22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

tepat untuk dilakukan dengan mengubur hartaku di tempat yang<br />

aman?”<br />

Dengan ditemani oleh seorang pelayan yang bernama<br />

Nanda, ia pergi ke hutan dan menguburkan harta bendanya di<br />

suatu tempat tertentu, ia berkata kepada pelayannya, “Nanda<br />

yang baik, tunjukkan harta ini kepada anakku setelah saya<br />

meninggal, dan jangan biarkan hutan ini dijual.”<br />

Setelah memberikan perintah tersebut kepada pelayannya,<br />

lelaki tua itu meninggal. Setelah anak itu dewasa, ibunya<br />

berkata kepadanya, “Anakku, ayahmu dengan ditemani oleh<br />

Nanda, menguburkan hartanya di suatu tempat. Ambil kembali<br />

harta itu dan jagalah harta keluarga kita.” Maka suatu hari, anak<br />

muda itu berkata kepada Nanda, “Paman, apakah ada harta<br />

yang dikubur oleh ayahku?” “Ada, Tuan.” “Dimanakah harta itu<br />

dikubur?” “Di hutan, Tuan.” “Baiklah kalau begitu, mari kita pergi<br />

ke sana.” Ia membawa sebuah sekop dan keranjang, kemudian<br />

pergi ke tempat itu, ia berkata kepada Nanda, “Baiklah, Paman,<br />

di manakah harta itu?” Saat itu Nanda telah berada di tempat<br />

harta itu berada dan sedang berdiri di atasnya, ia merasa begitu<br />

sombong dengan keberadaan uang itu, sehingga ia memaki<br />

tuannya dengan berkata, “Kamu, putra dari abdi pelayan wanita!<br />

Bagaimana mungkin ada uang di sini?”<br />

Anak muda itu berpura-pura tidak mendengar hinaan itu,<br />

hanya berkata, “Kalau begitu, kita pergi saja,” dan pulang ke<br />

rumah bersama pelayan tersebut. Dua tiga hari kemudian, ia<br />

kembali ke tempat tersebut, Nanda kembali memakinya, sama<br />

seperti sebelumnya. Tanpa memberikan jawaban yang kasar,<br />

anak muda itu pulang dan memikirkan hal tersebut. Ia berpikir,<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

“Awalnya, pelayan ini selalu bermaksud menyatakan di mana<br />

tempat harta itu dikubur. Namun begitu tiba di hutan, ia memaki<br />

saya. Saya tidak mengerti mengapa ia melakukan hal tersebut;<br />

saya akan mengetahui penyebabnya jika saya bertanya kepada<br />

teman lama ayah, tuan tanah itu.” Maka ia mengunjungi<br />

Bodhisatta, dan menyampaikan seluruh masalah kepadanya,<br />

menanyakan kepada temannya, apa alasan yang sebenarnya di<br />

balik kelakuan tersebut.<br />

Bodhisatta berkata, “Tempat dimana Nanda berdiri<br />

memakimu merupakan tempat dimana ayahmu menguburkan<br />

hartanya. Karena itu, begitu ia mulai memakimu, katakan padanya,<br />

‘Kamu berbicara dengan siapa, Pelayanku?’ Tarik ia dari<br />

tempat berdirinya, ambil sekop dan mulailah menggali; ambil<br />

harta keluargamu, dan buat ia yang membawanya pulang<br />

untukmu.” Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Beliau<br />

mengucapkan syair berikut ini : — [226]<br />

Saya duga emas dan permata itu dikuburkan<br />

dimana Nanda, pelayan dari kasta yang rendah,<br />

berteriak dengan kerasnya!<br />

Setelah memberi hormat kepada Bodhisatta, anak muda<br />

itu pulang ke rumah, lalu membawa Nanda ke tempat harta itu<br />

dikubur. Dengan patuh mengikuti nasihat yang diterimanya, ia<br />

membawa pulang uang itu dan menjaga harta keluarganya. Ia<br />

tetap mengikuti nasihat Bodhisatta, dan setelah menghabiskan<br />

hidupnya dengan berdana dan perbuatan baik lainnya, ia<br />

225<br />

226

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!