22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

Dengan cara seperti inilah Bodhisatta mengajarkan<br />

Dhamma dalam syair tersebut. Setelah hidup dengan melakukan<br />

amal dan perbuatan baik lainnya, ia meninggal dunia untuk<br />

terlahir kembali di alam bahagia sesuai dengan hasil<br />

perbuatannya.<br />

____________________<br />

[379] Setelah uraian tersebut berakhir, Sang Guru<br />

memepertautkan kelahiran tersebut dengan berkata, “Saudagar<br />

di perbatasan di masa ini juga merupakan saudagar di<br />

perbatasan di masa itu, dan Saya sendiri adalah Saudagar dari<br />

Benares tersebut.”<br />

No.91.<br />

LITTA-JĀTAKA<br />

“Ia menelan dadu,” dan seterusnya. Kisah ini diceritakan<br />

oleh Sang Guru ketika berada di Jetawana, mengenai<br />

penggunaan barang secara tidak bijaksana.<br />

Menurut kisah yang disampaikan secara turun temurun,<br />

kebanyakan para bhikkhu di masa itu mempunyai kebiasaan<br />

memakai jubah dan sejenisnya, yang diberikan kepada mereka,<br />

dengan cara yang tidak bijaksana. Penggunaan empat<br />

kebutuhan pokok sebagaimana yang telah ditentukan secara<br />

tidak bijaksana akan menghalangi mereka untuk melarikan diri<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

dari hukuman terlahir kembali di alam neraka dan alam binatang.<br />

Mengetahui hal ini, Sang Guru memberikan pelajaran tentang<br />

kebaikan dan menunjukkan bahaya atas penggunaan barang<br />

secara tidak bijaksana, menasehati mereka untuk berhati-hati<br />

dalam menggunakan empat kebutuhan pokok, dan menetapkan<br />

peraturan berikut ini, “Bhikkhu yang bijaksana merenungkan<br />

dengan benar tujuan ia memakai jubah, yaitu, untuk mengatasi<br />

rasa dingin.” Setelah menetapkan peraturan yang serupa untuk<br />

kebutuhan-kebutuhan pokok yang lain, Beliau menyimpulkan<br />

dengan berkata, “Demikianlah penggunaan empat kebutuhan<br />

pokok yang bijaksana dan yang seharusnya dilakukan.<br />

Menggunakannya secara tidak bijaksana seperti menelan racun<br />

yang mematikan, dan ada beberapa orang yang tidak bijaksana<br />

pada kehidupan lampau karena kurang berhati-hati menelan<br />

racun sehingga merasa sangat kesakitan pada saat itu.” Setelah<br />

mengucapkan kata-kata tersebut, Beliau menceritakan kisah<br />

kelahiran lampau ini.<br />

____________________<br />

Sekali waktu ketika Brahmadatta memerintah di Benares,<br />

Bodhisatta terlahir dalam sebuah keluarga yang kaya, dan saat<br />

tumbuh dewasa, ia menjadi seorang pemain dadu. Ia sering<br />

berjudi bersama dengan seorang pejudi curang, yang akan tetap<br />

bermain kala sedang menang, tetapi ketika keberuntungannya<br />

berlalu, ia akan menghentikan permainan itu dengan cara<br />

memasukkan salah satu dadu ke dalam mulutnya dan berlaku<br />

seolah dadu tersebut hilang. Setelah melakukannya, ia akan<br />

pergi. [380] “Baiklah,” kata Bodhisatta saat menyadari apa yang<br />

telah terjadi, “kita akan menyelidiki masalah ini.” Maka ia<br />

515<br />

516

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!