22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

terunggul dari semua hal.” Kemudian untuk memuji kebaikan, ia<br />

melantunkan syair berikut ini : —<br />

Tiada apapun yang bisa dibandingkan dengan kebaikan;<br />

seluruh dunia tidak sebanding dengannya. Ular kobra<br />

yang buas,<br />

jika manusia menilainya ‘baik’, ia pun terselamatkan dari<br />

kematian.<br />

Setelah membabarkan Dhamma pada raja dengan syair<br />

ini, Bodhisatta menaklukkan semua jenis nafsu, meninggalkan<br />

keduniawian dan menjalani hidup sebagai petapa, ia pergi ke<br />

Pegunungan Himalaya, dimana ia menguasai lima abhiññā dan<br />

delapan pencapaian, memberi pengharapan bagi dirinya sendiri<br />

untuk terlahir kembali di alam brahma.<br />

____________________<br />

Setelah uraian-Nya berakhir, Sang Guru mempertautkan<br />

kelahiran tersebut dengan berkata, “Para siswa Saya adalah<br />

pengikut raja di masa itu, dan Saya sendiri adalah pendeta<br />

kerajaan.”<br />

[Catatan : Bandingkan No.290, 330 & 360; dan lihat Études sur<br />

le Jātaka karya Feer.]<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

No.87.<br />

MAṀGALA-JĀTAKA<br />

“Siapapun yang meninggalkan,” dan seterusnya. Kisah<br />

ini diceritakan oleh Sang Guru ketika berada di Weluwana,<br />

mengenai seorang brahmana yang ahli melihat ramalan [372]<br />

yang terlukis pada potongan kain 167 . Menurut kisah yang<br />

disampaikan secara turun temurun, di Rajagaha tinggallah<br />

seorang brahmana yang sangat percaya pada takhayul dan<br />

berpegang pada pandangan yang salah, ia tidak percaya pada Ti<br />

Ratana. Brahmana ini sangat kaya dan makmur, hartanya<br />

berlimpah; dan seekor tikus betina telah menggerogoti satu setel<br />

bajunya yang tersimpan di dalam lemari. Suatu hari, setelah<br />

mandi, saat ia meminta agar pakaian tersebut dibawakan<br />

kepadanya, ia diberi tahu mengenai kejailan yang dilakukan tikus<br />

tersebut — “Jika pakaian ini disimpan di dalam rumah,” pikirnya,<br />

“maka akan membawa kesialan; pertanda buruk demikian pasti<br />

akan membawa kutukan. Tidak mungkin pula diberikan kepada<br />

anak maupun pelayan saya, karena siapapun yang memilikinya<br />

akan membawa kesialan bagi orang disekitarnya. Saya harus<br />

membuangnya di tanah pemakaman 168 ; namun bagaimana<br />

caranya? Saya tidak bisa memberikannya kepada para pelayan;<br />

karena mungkin mereka akan menginginkan dan menyimpannya,<br />

167<br />

Bandingkan Tevijja Sutta yang diterjemahkan oleh Rhys Davids dalam “Buddhist Suttas”<br />

hal.197.<br />

168<br />

Sebuah āmaka-susāna adalah lapangan terbuka atau hutan dimana mayat-mayat<br />

dibiarkan untuk dimakan oleh hewan buas, dengan tujuan agar bumi tidak tercemar.<br />

Bandingkan dengan ‘Towers of Silence’ Parsee.<br />

501<br />

502

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!