22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

berkata, “Biar dia yang menjadi suamiku.” Kawanan burung yang<br />

sedang berkumpul itu mendekati burung merak itu dan berkata,<br />

“Merak sahabat kami, putri raja, dalam memilih seorang calon<br />

suami di antara semua burung yang ada di sini, telah<br />

menjatuhkan pilihannya padamu.”<br />

Terbawa oleh rasa gembira, ia berseru, “Sebelum hari<br />

ini, kalian tidak pernah mengetahui betapa aktifnya saya;” dan<br />

bertentangan dengan semua batas kesopanan, ia mengembangkan<br />

sayapnya dan mulai menari; — saat menari itulah ia<br />

tidak menutupi dirinya.<br />

Merasa malu, raja angsa emas berkata, “Burung ini tidak<br />

memiliki kerendahan hati dalam dirinya, juga tidak memiliki<br />

pembawaan yang sopan; saya tidak akan menyerahkan putriku<br />

kepada burung yang demikian tidak tahu malunya.” Di tengahtengah<br />

kawanan burung yang sedang berkumpul, raja angsa<br />

emas itu mengulangi syair berikut ini : —<br />

Sebuah pemandangan yang menyenangkan dengan<br />

melihatmu, dengan bagian ekor yang elok.<br />

Sebuah leher dengan warna seperti Lapis Lazuli.<br />

Rentangan bulu-bulumu mencapai jarak hingga satu<br />

byāma 72 .<br />

Bersama itu, tarianmu menjatuhkan dirimu, Anakku.<br />

Di hadapan semua burung yang sedang berkumpul, raja<br />

angsa emas menyerahkan putrinya pada seekor angsa muda<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

yang masih merupakan keponakan raja. Merasa malu karena<br />

kehilangan putri raja angsa emas tersebut, [208] burung merak<br />

itu segera bangkit dan terbang meninggalkan tempat tersebut.<br />

Raja angsa emas juga meninggalkan tempat tersebut kembali ke<br />

tempat tinggalnya.<br />

____________________<br />

“Demikianlah, Para Bhikkhu,” kata Sang Guru, “ini bukan<br />

pertama kalinya ia melanggar kesopanan yang membuat ia<br />

akhirnya menderita kerugian; seperti sekarang ini, ia kehilangan<br />

keyakinan yang berharga, di kehidupan yang lampau, ia<br />

kehilangan seorang istri yang sangat berharga.” Setelah<br />

menyelesaikan uraian tersebut, Beliau mempertautkan dan<br />

menjelaskan kelahiran tersebut dengan berkata, “Bhikkhu yang<br />

memiliki sejumlah harta benda itu adalah burung merak di masa<br />

itu dan Saya sendiri adalah raja angsa emas tersebut.”<br />

[Catatan : Lihat Plate XXVII.(11) dari Stupa of Bharhut (dimana<br />

terdapat potongan ukiran kisah ini), Pañca-Tantra I,hal.280 karya<br />

Benfey, dan Sagewiss.Studien hal.69 karya Hahn. Bandingkan juga<br />

dengan Herodotus,VI.129.]<br />

No.33.<br />

SAMMODAMANA-JATAKA<br />

72<br />

Pali-English Dictionary, Rhys Davids, menuliskan kata ini adalah ukuran untuk 6 kaki (a<br />

fathom).<br />

191<br />

192

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!