22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

tanpa terburu-buru;<br />

ketahuilah Gāmani, kematanganmu sempurna.<br />

[137] Tujuh hingga delapan hari setelah ia dinobatkan<br />

menjadi raja, semua saudaranya kembali ke rumah mereka<br />

masing-masing. Raja Gāmani pun memerintah kerajaannya<br />

dengan adil, setelah meninggal, ia terlahir kembali di alam sesuai<br />

dengan apa yang ia perbuat. Demikian juga dengan Bodhisatta,<br />

setelah meninggal, terlahir kembali di alam sesuai dengan apa<br />

yang telah diperbuat.<br />

____________________<br />

Saat uraian ini berakhir, Sang Guru melanjutkan dengan<br />

pembabaran Dhamma. Pada akhir khotbah, bhikkhu yang<br />

hatinya penuh keraguan itu mencapai tingkat kesucian Arahat.<br />

Setelah menceritakan kedua kisah ini, Sang Guru<br />

mempertautkan antara kedua kisah dan mempertautkannya,<br />

serta memperkenalkan kelahiran tersebut.<br />

No.9.<br />

MAKHADEVA-JATAKA<br />

“Lihatlah, uban,” dan seterusnya. Kisah ini disampaikan<br />

oleh Sang Guru di Jetawana, mengenai pelepasan agung, yang<br />

bertalian dengan Nidana-Katha 32 .<br />

32<br />

Lihat hal.61, <strong>Vol</strong>.I dari Fausböll, tentang bagaimana Pangeran Siddharta, yang akan<br />

menjadi Buddha, meninggalkan keduniawian dalam mencari kebenaran sejati.<br />

69<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

Saat itu para bhikkhu sedang duduk dan memberikan<br />

pujian terhadap pelepasan agung Yang Mahabijaksana. Sang<br />

Guru masuk ke Balai Kebenaran, duduk di tempat duduk-Nya<br />

dan menyapa para bhikkhu: — “Apa yang menjadi topik<br />

pembicaraan dalam pertemuan ini, wahai Bhikkhu?”<br />

“Bukan apa-apa, Bhante, hanya memuji pelepasan<br />

agung yang telah Bhante lakukan.” “Wahai Bhikkhu,” Beliau<br />

berkata kepada para siswa-Nya, “bukan hanya di kelahiran ini<br />

saja Tathāgata 33 melakukan pelepasan, di masa lampau ia juga<br />

meninggalkan keduniawian.”<br />

Para bhikkhu memohon Bhagawan menjelaskan hal<br />

tersebut. Buddha kemudian menceritakan hal yang selama ini<br />

tidak mereka ketahui dikarenakan kelahiran kembali.<br />

____________________<br />

Suatu saat di masa lampau, Kerajaan Videha, di Mithilā,<br />

diperintah oleh seorang raja yang bernama Makhādeva. Beliau<br />

adalah raja yang taat dan bertindak adil. Di dalam beberapa<br />

kelahiran secara berturut-turut selama delapan puluh empat ribu<br />

tahun lamanya, ia menikmati hidup sebagai pangeran,<br />

mempunyai gelar raja muda, dan memegang kekuasaan sebagai<br />

raja. Suatu hari, setelah menjalankan kehidupan ini cukup lama,<br />

ia berpesan kepada tukang pangkasnya, — “Teman, jika engkau<br />

menemukan uban tumbuh di kepala saya, katakanlah kepada<br />

33<br />

Kata yang sering digunakan sebagai gelar dari Buddha ini jauh dari arti yang jelas, tingkat<br />

ketidakjelasan itu dipertinggi oleh keterangan yang cukup rumit dari Buddhaghosa di hal.59-<br />

68 dari Sumaṅgala-vilāsinī, dimana terdapat delapan terjemahan yang berbeda. Istilah<br />

tersebut dapat diartikan sebagai ‘Ia yang menempuh jalan yang telah dilalui oleh Buddha<br />

sebelumnya’; namun ada penjelasan lain lagi di hal.82 <strong>Vol</strong>.XIII dari Sacred Books of the East,<br />

dimana diartikan sebagai ‘Ia yang telah tiba disana’ yakni pembebasan.<br />

70

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!