22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

mengeluarkan kepalanya di lubang yang berbeda dengan lubang<br />

dimasuki olehnya, berseru, “Orang munafik yang jahat, pakaian<br />

yang penuh kesucian membuat saya memercayaimu, namun,<br />

sekarang saya mengetahui sifat dasarmu yang jahat. Apa yang<br />

dilakukan penjahat seperti dirimu dalam jubah petapa?” Mencela<br />

petapa palsu tersebut, Bodhisatta mengucapkan syair berikut:—<br />

Dengan rambut kusut dan pakaian dari kulit kayu,<br />

mengapa menipu (orang) dengan kesucian petapa?<br />

Orang yang suci tanpa hati mereka di dalamnya,<br />

dipenuhi oleh kekotoran yang keji 217 .<br />

[482] Dengan cara demikian Bodhisatta membongkar<br />

kejahatan petapa tersebut, kemudian ia kembali ke sarang<br />

semutnya, dan petapa jahat itu meninggalkan tempat tersebut.<br />

____________________<br />

Setelah uraian-Nya berakhir, Sang Guru menjelaskan<br />

kelahiran tersebut dengan berkata, “Orang munafik ini adalah<br />

petapa jahat di masa itu, Sāriputta adalah petapa baik yang<br />

tinggal di pertapaan tersebut sebelum kedatangannya, dan Saya<br />

sendiri adalah kadal tersebut.”<br />

217<br />

Dhammapada v.394.<br />

683<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

No.139.<br />

UBHATOBHAṬṬHA-JĀTAKA<br />

“Kebutaan suami dan pukulan pada istri,” dan<br />

seterusnya. Kisah ini, diceritakan oleh Sang Guru ketika berada<br />

di Weluwana, mengenai Devadatta. Kami mendengar bahwa<br />

para bhikkhu berkumpul di Balai Kebenaran, saling berbicara,<br />

mengatakan bahwa walaupun sebuah obor dari onggokan kayu<br />

bakar, hangus pada kedua ujungnya dan penuh kotoran di<br />

bagian tengah, tidak bisa berfungsi seperti kayu, baik yang<br />

berada di hutan maupun di tungku desa, demikian juga dengan<br />

Devadatta yang meninggalkan keduniawian untuk mengikuti<br />

ajaran yang berharga ini, hanya untuk mendapatkan kekurangan<br />

ganda dan kegagalan, melihat ia kehilangan kenyamanan hidup<br />

sebagai perumah tangga dan gagal atas tugasnya sebagai<br />

seorang bhikkhu.<br />

Masuk ke dalam Balai Kebenaran, Sang Guru bertanya<br />

dan diberitahu mengenai apa yang sedang dibicarakan bersama<br />

oleh mereka. “Ya, para Bhikkhu,” kata Beliau, “demikian juga di<br />

kehidupan yang lampau, Devadatta mengalami kegagalan ganda<br />

lain yang sejenis.” Setelah mengatakan hal itu, Beliau<br />

menceritakan kisah kelahiran lampau ini.<br />

___________________<br />

Sekali waktu ketika Brahmadatta memerintah di Benares,<br />

Bodhisatta terlahir kembali sebagai dewa pohon, dan di sana<br />

terdapat sebuah desa tertentu yang merupakan tempat tinggal<br />

para penangkap ikan yang memakai pancing. Salah seorang<br />

684

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!