22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

keluar dari kedai minuman itu. Ketika penjaga kedai minuman itu<br />

kembali, dan tidak melihat [252] seorang pelanggan pun di sana,<br />

ia bertanya kemana mereka semua pergi. Pengikutnya<br />

menceritakan apa yang telah terjadi. Menilai kebodohan<br />

pengikutnya itu, ia pergi mencari Anāthapiṇḍika. Anāthapiṇḍika<br />

yang merasa kisah ini menarik untuk diceritakan, segera menuju<br />

ke Jetawana. Setelah memberikan penghormatan, ia<br />

menceritakan kejadian tersebut kepada Sang Guru.<br />

“Ini bukan pertama kalinya, Tuan perumah-tangga,” kata<br />

Sang Guru, “murid ini merusak minuman keras. Ia melakukan hal<br />

yang sama di kehidupan yang lampau.” Atas permintaan<br />

Anāthapiṇḍika Beliau menceritakan kisah kelahiran lampau ini.<br />

___________________<br />

Sekali waktu ketika Brahmadatta memerintah di Benares,<br />

Bodhisatta terlahir sebagai seorang saudagar di Benares, dan<br />

memiliki seorang penjaga kedai minuman yang hidup di bawah<br />

perlindungannya. Orang ini mempunyai persediaan minuman<br />

keras yang lumayan banyak, yang ia tinggalkan untuk dijual oleh<br />

pengikutnya saat ia sendiri pergi mandi. Selama<br />

ketidakhadirannya, pengikutnya itu mencampur garam ke<br />

minuman keras dan merusaknya dengan cara yang sama. Saat<br />

ia kembali, pembimbing dan guru anak itu mengetahui apa yang<br />

telah terjadi. Ia kemudian menceritakan kejadian tersebut kepada<br />

sang sauudagar. “Sungguh,” kata saudagar tersebut, “si bodoh<br />

dan tolol yang ingin melakukan kebaikan hanya akan<br />

menimbulkan bencana.” Ia membacakan syair berikut ini :<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

Pengetahuan itulah yang menganugerahkan<br />

keberhasilan, mereka yang bodoh akan dihalangi oleh<br />

kebodohan mereka sendiri,<br />

—Lihatlah Kondañña menggarami semangkuk minuman<br />

keras.<br />

Dalam baris-baris ini, Bodhisatta mengajarkan kebenaran.<br />

____________________<br />

Sang Guru berkata, “Perumah-tangga, orang yang sama<br />

inilah yang merusak minuman keras, baik di kehidupan lampau<br />

maupun di kehidupan sekarang ini.” Kemudian Beliau menunjukkan<br />

kaitan dan menjelaskan tentang kelahiran tersebut<br />

dengan berkata, “Ia yang merusak minuman keras di kehidupan<br />

ini, juga merusak minuman keras di kehidupan yang lampau, dan<br />

Saya sendiri merupakan saudagar dari Benares tersebut.”<br />

No.48.<br />

VEDABBHA-JĀTAKA<br />

“Usaha yang salah,” dan seterusnya. Kisah ini diceritakan<br />

oleh Sang Guru ketika berada di Jetawana, mengenai<br />

seorang bhikkhu yang bertindak sesuka hatinya. Sang Guru<br />

berkata kepada bhikkhu itu, “Ini bukan pertama kalinya, Bhikkhu,<br />

engkau bersikap semaumu; engkau mempunyai kecenderungan<br />

277<br />

278

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!