Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta
Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta
Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Suttapiṭaka Jātaka I<br />
dinobatkan menjadi raja, yang memerintah rakyatnya dengan<br />
penuh kebaikan, dengan gelar Raja Kebaikan. Di keempat<br />
gerbang kotanya ia membangun balai distribusi dana, kemudian<br />
satu di pusat kota dan satu lagi di gerbang istana. — dengan<br />
jumlah keseluruhannya adalah enam. Masing-masing ia<br />
manfaatkan untuk menyalurkan dana kepada para pengembara<br />
yang miskin dan membutuhkannya. Ia menjalankan sila dan<br />
uposatha. Ia sangat sabar, penuh cinta kasih dan kebaikan, dan<br />
juga belas kasih; ia memerintah negeri tersebut dengan penuh<br />
keadilan, membahagiakan semua makhluk yang sejenis dengan<br />
rasa cinta dari seorang ayah kepada putra kesayangannya.<br />
Suatu hari, seorang menteri raja melakukan penyelewengan<br />
di tempat tinggal selir raja, hal ini menjadi bahan<br />
pembicaraan orang banyak. Para menteri melaporkan hal tersebut<br />
kepada raja. Setelah menyelidiki sendiri hal tersebut, raja<br />
mendapatkan kesalahan menteri itu dengan sangat jelas. Maka<br />
ia memerintahkan pelaku kejahatan itu untuk menghadapnya dan<br />
berkata, “Oh, Orang yang dibutakan oleh kesalahan; kamu telah<br />
melakukan kejahatan dan tidak berharga untuk menetap di<br />
kerajaanku. Bawa harta bendamu, serta istri dan anakmu,<br />
kemudian pergilah.” Diusir dari kerajaan tersebut, menteri itu<br />
meninggalkan Negeri Kāsi dan melayani Raja Kosala, akhirnya ia<br />
naik pangkat menjadi penasihat pribadi kerajaan. Suatu hari, ia<br />
berkata kepada Raja Kosala, “Paduka, Kerajaan Benares<br />
bagaikan sarang madu berkualitas yang tidak tersentuh oleh<br />
lalat; Rajanya adalah kelemahan kerajaan tersebut; hanya<br />
dengan pasukan yang tidak terlalu hebat saja juga sudah bisa<br />
menaklukkan kerajaan tersebut.”<br />
Suttapiṭaka Jātaka I<br />
Raja Kosala menganggap Kerajaan Benares cukup luas,<br />
mempertimbangkan bahwa pasukan yang biasa-biasa saja juga<br />
sudah bisa menaklukkannya, ia menjadi curiga bahwa<br />
penasihatnya adalah orang awam yang akan membawanya<br />
masuk perangkap. “Pengkhianat,” seru Raja, “engkau pasti<br />
dibayar untuk mengucapkan kata-kata ini.”<br />
“Tidak, saya tidak,” jawabnya; “saya menyampaikan hal<br />
yang benar. Jika paduka meragukan saya, kirim seseorang untuk<br />
melakukan pembunuhan di sebuah desa di pinggir kerajaan, lihat<br />
saat pelakunya ditangkap dan dibawa kehadapannya, raja tidak<br />
hanya membiarkan mereka tanpa hukuman, namun juga<br />
memberikan hadiah kepada mereka.”<br />
“Ia menunjukkan gambaran yang jelas akan<br />
pernyataannya,” pikir raja tersebut, “saya akan segera menguji<br />
nasihatnya [263].” Karena itu ia mengirim beberapa orang untuk<br />
merusak desa di seberang Kerajaan Benares. Para penjahat<br />
tertangkap dan dibawa menghadap Raja Benares, yang bertanya<br />
kepada mereka, “Anak-anakku, mengapa kalian membunuh<br />
penduduk desa saya?”<br />
“Karena kami tidak mempunyai mata pencaharian,”<br />
jawab mereka.<br />
“Mengapa kalian tidak datang padaku?” tanya Raja,<br />
“sehingga kalian tidak akan melakukan hal seperti ini.”<br />
Ia memberikan hadiah kepada mereka dan mengirim<br />
mereka pergi. Sekembalinya mereka dari Benares, mereka<br />
menceritakan hal tersebut kepada Raja Kosala. Namun bukti itu<br />
kurang cukup untuk membuat ia berani melakukan perjalanan<br />
merampas kerajaan itu. Kelompok yang lain dikirim untuk<br />
295<br />
296