22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

Dikatakan tidak ada jasa (pelayanan) yang terhitung kecil<br />

yang diberikan kepada para Buddha, yang tercerahkan<br />

sempurna.<br />

Baik sekali hasil yang diperoleh dari sedikit persembahan<br />

makanan — kering, asam ataupun kurang garam 83 .”<br />

Beliau menjelaskan lebih lanjut, “Tuan, walaupun<br />

memberikan persembahan yang tidak enak, tetapi engkau<br />

berikan itu kepada mereka yang telah berada di dalam Jalan<br />

Utama Beruas Delapan (para ariya puggala). Sedangkan Saya,<br />

ketika berada di masa Velāma, menggemparkan satu India<br />

dengan memberikan tujuh jenis benda persembahan, dan dalam<br />

persembahanku yang berlimpah itu seakan-akan saya membuat<br />

satu arus dalam lima sungai yang maha besar, — namun saya<br />

tidak dapat menemukan satu orang pun yang berlindung kepada<br />

Ti Ratana atau yang menjalankan lima latihan moralitas; karena<br />

orang-orang yang pantas menerima pemberian itu sangatlah<br />

langka untuk dapat ditemukan. Karena itu, jangan biarkan hatimu<br />

terganggu oleh pikiran bahwa persembahanmu tidak enak.”<br />

Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Beliau mengulangi<br />

Velāmaka Sutta 84 .<br />

Saat itu, peri yang tidak berani berbicara pada saudagar<br />

tersebut di masa jayanya itu berpikir bahwa kini saudagar<br />

tersebut telah jatuh miskin dan mungkin ia mau mendengar<br />

perkataannya, maka ia masuk ke kamar saudagar tersebut di<br />

83<br />

Dua baris pertama dikutip dari Vimāna-vatthu, hal.44.<br />

84<br />

Sutta ini berhubungan dengan hal.234 dari Sumaṅgala-Vilāsini, namun tidak dikenal oleh<br />

para ahli dari Eropa.<br />

231<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

tengah malam, menampakkan diri di hadapannya, dengan berdiri<br />

melayang di udara. “Siapakah itu?” tanya saudagar tersebut saat<br />

menyadari kehadirannya. “Saya adalah makhluk dewata,<br />

Saudagar yang baik, yang tinggal di gerbang keempat<br />

rumahmu.” “Apa yang membuatmu muncul di sini?” “Untuk<br />

menasihatimu.” “Lanjutkan, kalau demikian.” “Saudagar yang<br />

baik, kamu tidak memikirkan masa depanmu maupun masa<br />

depan anak-anakmu. Kamu menghabiskan kekayaanmu dalam<br />

jumlah besar untuk ajaran Petapa Gotama; Kenyataannya,<br />

pengeluaran yang terus menerus dalam jangka panjang [229]<br />

dan tidak mengadakan usaha yang baru, membuatmu dibawa ke<br />

jurang kemiskinan oleh Petapa Gotama. Walaupun demikian,<br />

kemiskinan tidak membuatmu melepaskan keyakinan terhadap<br />

Petapa Gotama! Para petapa masuk keluar rumahmu saat ini<br />

sama seperti sebelumnya. Apa yang mereka dapatkan darimu<br />

tidak akan pernah kembali lagi. Hal ini harus mendapat perhatian<br />

khusus. Mulai sekarang janganlah mengunjungi Petapa Gotama<br />

dan jangan biarkan para siswa-Nya menginjakkan kakinya ke<br />

rumahmu lagi. Jangan pernah berpaling untuk melihat Petapa<br />

Gotama lagi; uruslah usaha dagang dan jual belimu untuk<br />

mendapatkan kembali kekayaan keluargamu.”<br />

Saudagar itu bertanya kepada sang dewata, “Apakah ini<br />

nasihat yang ingin engkau sampaikan kepadaku?”<br />

“Benar.”<br />

Saudagar itu berkata, “Sang Dasabala yang sangat<br />

hebat telah membuat saya mampu menahan seratus, seribu,<br />

yah, menahan seratus ribu makhluk dewata sepertimu!<br />

Keyakinan saya sekuat dan sekokoh Gunung Sineru! Pada<br />

232

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!