22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

Sāriputta, dan mengucapkan omong kosong. Sikap pemarahnya<br />

membuat ia mengucapkan kata-kata seperti itu, dan menyangkal<br />

ajaran Saya yang sangat berharga. Tanpa disadarinya, orang<br />

bodoh ini memuji Saya; Saya katakan tanpa ia sadari, karena ia<br />

tidak mempunyai pengetahuan [390] akan kehebatan Saya.<br />

Dalam diri Saya, Sāriputta, terdapat enam abhiññā, karenanya<br />

saya lebih dari manusia biasa; di dalam diri saya juga terdapat<br />

sepuluh kekuatan (dasabala), dan empat landasan keyakinan<br />

(vesārajja). Saya mengetahui batasan dari empat kelahiran di<br />

dunia dan lima tingkat kemungkinan akan kelahiran kembali<br />

setelah meninggal dunia. Hal ini juga merupakan kemampuan<br />

Saya yang luar biasa; barang siapa yang menyangkalnya akan<br />

menarik kembali kata-katanya, mengubah kepercayaannya dan<br />

meninggalkan pandangan salahnya, atau ia akan masuk ke<br />

dalam neraka.” Setelah menguraikan sifat dan kemampuan luar<br />

biasa yang terdapat dalam diri-Nya, Sang Guru berkata lebih<br />

lanjut, “Sunakkhatta, saya dengar, Sāriputta, merasa gembira<br />

disesatkan untuk mempermalukan diri di pertapaan Kora<br />

Kshatriya; karenanya ia tidak bisa merasa senang pada diri saya.<br />

Sembilan puluh satu ribuan tahun yang lalu saya hidup dalam<br />

kehidupan yang lebih tinggi dengan merana akan empat<br />

tingkatan kehidupan 176 , menguji pertapaan yang salah untuk<br />

menemukan apakah kebenaran menetap di dalamnya. Saya<br />

adalah seorang petapa, petapa utama; saya capek dan kurus,<br />

melebihi petapa lainnya, saya segan untuk menerima<br />

kenyamanan, suatu keseganan yang jauh melebihi orang yang<br />

lain; saya tinggal terpisah, dan tidak dapat dicapai merupakan<br />

176<br />

Yakni, sebagai pelajar, perumah-tangga, réligieux (orang yang beragama) & petapa.<br />

535<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

keinginan saya akan kesendirian.” Kemudian, atas permohonan<br />

thera tersebut, Beliau menceritakan kisah kelahiran lampau ini.<br />

____________________<br />

Sekali waktu, sembilan puluh satu ribuan tahun yang<br />

lalu, Bodhisatta membuat dirinya menguji pertapaan yang salah.<br />

Ia menjadi seorang petapa, menuruti para petapa telanjang<br />

(Ājivika)—tidak berpakaian dan ditutupi dengan debu; menyendiri<br />

dan kesepian, menghilang seperti seekor rusa di hadapan<br />

manusia; makanannya adalah ikan-ikan kecil, kotoran sapi dan<br />

sampah lainnya; dengan tujuan menjaga agar ia tidak diganggu,<br />

ia bertempat tinggal di dalam belukar yang menakutkan di hutan.<br />

Saat salju turun di musim dingin, ia keluar di waktu malam dari<br />

belukar tempat ia berteduh menuju udara terbuka, saat matahari<br />

terbit ia kembali ke dalam belukar lagi; maka ia dibasahi oleh<br />

salju di malam hari, dan di siang hari, ia basah kuyup oleh<br />

gerimis dari cabang belukar tersebut. Baik siang maupun malam<br />

ia menahan rasa dingin yang menusuk. Saat musim panas, di<br />

siang hari, ia menetap di udara terbuka, dan di malam hari ia<br />

menetap di dalam hutan — terbakar oleh terik matahari di waktu<br />

siang dan mengipasi diri karena tidak ada hembusan angin yang<br />

segar di malam hari, sehingga keringat bercucuran di tubuhnya.<br />

Muncul dengan sendirinya dalam pikirannya syair berikut ini,<br />

yang merupakan syair baru dan belum pernah diucapkan<br />

sebelumnya : —<br />

Sebentar terbakar, sebentar beku, sendiri di hutan sepi,<br />

Di sampingnya tak terdapat api, namun membara di<br />

dalam dirinya,<br />

536

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!