22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

Bodhisatta berkata, “Engkau tidak mampu menangani<br />

seluruh tombak itu, Guru. Kurangilah satu, jika engkau mencoba<br />

kelimanya, engkau akan tiba di tombak kelima dan mati.”<br />

“Engkau tidak tahu apa yang bisa saya lakukan jika saya<br />

mencobanya,” jawab orang mabuk itu, tidak mendengar pada<br />

kata-kata Bodhisatta. Ia menari melalui empat buah tombak<br />

hanya untuk menikamkan diri pada tombak kelima seperti Bunga<br />

Bassia di tangkainya. Di sana, ia berbaring sambil mengerang.<br />

Bodhisatta berkata, “Bencana ini terjadi karena engkau tidak<br />

mengindahkan nasihat ia yang bijaksana dan penuh kebaikan.”<br />

Dan ia mengucapkan syair berikut ini : —<br />

[431] Terlalu berlebihan — walaupun kesakitan berlawanan<br />

dengan kehendakku — engkau mencobanya;<br />

melewati yang keempat, di tombak yang kelima engkau<br />

meninggal.<br />

Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, ia mengangkat<br />

gurunya agar terlepas dari tombak tersebut dan memberikan<br />

pelayanan terakhir yang sepantasnya pada mayatnya.<br />

____________________<br />

Setelah kisah itu berakhir, Sang Guru menjelaskan<br />

kelahiran tersebut dengan berkata, “Bhikkhu yang tidak patuh ini<br />

adalah guru di masa itu, dan Saya adalah murid tersebut.”<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

No.117.<br />

TITTIRA-JĀTAKA<br />

“Seperti kematian ketitir,” dan seterusnya. Kisah ini<br />

diceritakan oleh Sang Guru ketika berada di Jetawana, mengenai<br />

Kokālika; ceritanya akan ditemukan di Buku Ketiga Belas dalam<br />

Takkāriya-Jātaka 197 .<br />

Sang Guru berkata, “Sama seperti saat ini, para Bhikkhu,<br />

demikian juga di kehidupan yang lampau, lidah Kokālika<br />

membawa kehancuran baginya.” Setelah mengucapkan katakata<br />

tersebut, Beliau menceritakan kisah kelahiran lampau ini.<br />

____________________<br />

Sekali waktu ketika Brahmadatta memerintah di Benares,<br />

Bodhisatta terlahir sebagai seorang brahmana di Negeri Utara.<br />

Setelah dewasa, ia menerima pelajaran penuh di Takkasilā, dan<br />

meninggalkan kesenangan indriawi, melepaskan keduniawian<br />

untuk menjadi petapa. Ia memperoleh lima kemampuan batin<br />

luar biasa dan delapan pencapaian (meditasi), dan semua<br />

petapa di Pegunungan Himalaya yang berjumlah lima ratus<br />

orang berkumpul bersama menjadi muridnya. Tingkatantingkatan<br />

jhana dicapainya (juga) saat menetap bersama para<br />

siswanya di Pegunungan Himalaya.<br />

Pada masa itu terdapat seorang petapa yang hatinya<br />

penuh prasangka, ia sedang membelah kayu dengan<br />

menggunakan kapak, saat bhikkhu yang merupakan tukang oceh<br />

datang dan duduk di dekatnya, mulai mengatur pekerjaan<br />

197<br />

No.481. Kokālika adalah salah seorang yang dipecah belah oleh Devadatta.<br />

601<br />

602

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!