22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

merusak desa yang lain, kali ini letaknya di pusat kerajaan.<br />

Kelompok ini juga dikirim pergi dengan membawa hadiah oleh<br />

Raja Benares. Namun, bukti ini juga masih kurang kuat, dan<br />

kelompok ketiga dikirim untuk merampas di jalan-jalan utama<br />

Kota Benares! Dan kelompok ini, sama seperti kelompok<br />

sebelumnya, juga dikirim pergi dengan membawa hadiah!<br />

Akhirnya ia merasa yakin bahwa Raja Benares benar-benar<br />

adalah raja yang baik. Raja Kosala menetapkan hati untuk<br />

merampas kerajaannya, dan berangkat untuk melawannya<br />

dengan membawa pasukan dan gajah-gajah.<br />

Pada masa itu, Raja Benares memiliki seribu orang<br />

pejuang yang gagah berani, yang akan menghadapi serangan<br />

tersebut, sekalipun harus menghadapi gajah yang kejam, —<br />

gajah yang tidak takut akan kilat halilintar Indra, — mereka<br />

adalah kelompok yang tiada tandingannya, para pahlawan yang<br />

tidak terkalahkan, yang siap menerima perintah raja untuk<br />

menempatkan seluruh India di bawah kekuasaan raja! Mereka,<br />

saat mendengar kabar bahwa Raja Kosala akan datang untuk<br />

mengambil alih Kerajaan Benares, datang menghadap penguasa<br />

mereka dengan membawa berita tersebut, dan memohon agar<br />

mereka dapat dikirim untuk melawan para penyerbu. “Kami akan<br />

mengalahkan dan menangkapnya, Paduka,” kata mereka,<br />

“sebelum ia sempat menginjakkan kaki di perbatasan kota.”<br />

“Jangan begitu, Anak-anakku,” kata Raja. “jangan<br />

sampai ada yang menderita karena saya. Biarkan mereka yang<br />

menginginkan kerajaan ini menangkapku jika mereka mau.” Dan<br />

melarang mereka untuk bertempur dengan para penyerbu itu.<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

Raja Kosala telah melewati batas desa dan tiba di bagian<br />

tengah negeri tersebut. Para menteri kembali menghadap raja<br />

untuk mengulangi permohonan mendesak tersebut. Namun, raja<br />

tetap menolaknya. Sekarang, Raja Kosala telah sampai di bagian<br />

luar kota, dan mengirimkan pesan kepada raja, memberi perintah<br />

agar ia menyerahkan kerajaannya atau berperang. “Saya tidak<br />

akan berperang,” begitulah balasan pesan dari Raja Benares;<br />

“Biarkan ia mengambil alih kerajaanku.”<br />

Untuk ketiga kalinya para menteri menghadap dan<br />

memohon kepada raja agar tidak membiarkan Raja Kosala<br />

masuk ke dalam kota, sebaliknya memberi izin kepada mereka<br />

untuk menjatuhkan dan menangkapnya sebelum ia mencapai<br />

kota. Raja tetap menolak dan memerintahkan agar gerbang kota<br />

dibuka, [264] ia duduk tinggi di atas singgasananya dengan<br />

seribu orang menteri berada di sekelilingnya.<br />

Masuk ke dalam kota tanpa ada yang menghalanginya,<br />

Raja Kosala bersama para pasukannya langsung maju ke istana<br />

kerajaan. Gerbang istana terbuka lebar; dan di singgasana yang<br />

mewah, dengan seribu orang menteri berada di sekelilingnya,<br />

duduklah Raja Kebaikan dengan kebesarannya. “Tangkap<br />

mereka semua,” seru Raja Kosala, “ikat tangan mereka ke<br />

belakang dengan kuat, dan giring mereka ke pemakaman! Gali<br />

sebuah lubang besar dan kubur mereka hidup-hidup sebatas<br />

leher. Dengan demikian, mereka tidak bisa menggerakkan<br />

tangan maupun kaki mereka. Serigala akan ke sana di waktu<br />

malam dan memberikan penguburan untuk mereka!”<br />

Atas perintah raja yang lalim itu, para pengikutnya<br />

mengikat Raja Benares dan para menterinya, dan menggiring<br />

297<br />

298

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!