Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta
Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta
Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Suttapiṭaka Jātaka I<br />
permata itu tetap tidak ditemukan. [383] Pada hari ketiga, thera<br />
tersebut kembali, dan menanyakan apakah permata itu telah<br />
ditemukan. “Belum, Bhante,” jawab raja. “Kalau begitu, Paduka,<br />
engkau harus menempatkan pot air yang besar di sebuah sudut<br />
(yg sudah lama tidak dilewati) di halaman kerajaan, engkau<br />
harus mengisi pot tersebut dengan air dan memasang sebuah<br />
tirai di depannya. Kemudian sampaikan bahwa semua orang<br />
yang sering ke tempat tersebut, baik pria maupun wanita, agar<br />
melepaskan baju luarnya dan satu per satu mencuci tangan<br />
mereka di balik tirai itu, kemudian kembali.” Dengan nasihat<br />
tersebut, sang thera pamit. Dan raja melakukan apa yang<br />
dimintanya.<br />
Pencuri itu berpikir, “Ānanda sangat serius menangani<br />
hal ini; jika ia tidak dapat menemukan permata tersebut, ia tidak<br />
akan berhenti sampai di sini. Telah tiba saat untuk<br />
mengembalikan permata itu tanpa kehebohan.” Maka ia<br />
menyembunyikan permata itu di badannya, dan pergi ke balik<br />
tirai, menjatuhkannya dalam air sebelum pergi. Setelah semua<br />
orang pergi, pot itu dikosongkan, dan permata itu ditemukan.<br />
“Semua ini berkat thera tersebut,” seru raja dengan gembira,<br />
“sehingga saya mendapatkan kembali permata saya, dan tidak<br />
membuat orang-orang ketakutan setengah mati.” Semua orang di<br />
tempat itu sangat berterima kasih kepada Ānanda atas masalah<br />
yang diselesaikannya hingga mereka tertolong. Cerita<br />
bagaimana kemampuan Ānanda yang mengagumkan dalam<br />
menemukan permata tersebut, tersiar hingga ke seluruh penjuru<br />
kota tersebut, hingga akhirnya terdengar oleh para bhikkhu. Para<br />
bhikkhu berkata, “Pengetahuan yang hebat, ilmu dan kepintaran<br />
Suttapiṭaka Jātaka I<br />
Thera Ānanda digunakan sekaligus untuk menemukan permata<br />
yang hilang dan menolong orang banyak dari ketakutan terhadap<br />
keselamatan diri mereka.” Saat mereka duduk bersama di dalam<br />
Dhammasabhā (Balai Kebenaran) itu, memuji Ānanda, Sang<br />
Guru memasuki balai tersebut dan menanyakan topik<br />
pembicaraan mereka. Setelah mengetahuinya, Beliau berkata,<br />
“Para Bhikkhu, ini bukan pertama kalinya apa yang telah dicuri<br />
ditemukan kembali, Ānanda juga bukan satu-satunya orang yang<br />
melakukan penemuan seperti itu. Di kehidupan yang lampau, ia<br />
yang bijaksana dan penuh kebaikan juga menemukan apa yang<br />
telah dicuri dan menyelamatkan sekumpulan orang dari masalah,<br />
menunjukkan bahwa harta yang hilang itu ternyata jatuh ke<br />
tangan hewan.” Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Beliau<br />
menceritakan kisah kelahiran lampau ini.<br />
____________________<br />
Sekali waktu ketika Brahmadatta memerintah di Benares,<br />
Bodhisatta, setelah menyelesaikan pendidikannya, menjadi salah<br />
seorang menteri raja. Suatu hari, raja ditemani oleh sejumlah<br />
pengikut menuju ke tempat peristirahatannya, setelah berjalanjalan<br />
di hutan, timbul niat raja untuk menyenangkan diri di dalam<br />
air. Maka ia menuruni kolam kerajaan dan mengundang istriistrinya<br />
untuk bergabung. Para wanita itu melepaskan perhiasan<br />
dari kepala, leher dan seterusnya, meletakkannya di samping<br />
baju luar mereka dalam kotak-kotak yang dijaga oleh para<br />
pelayan wanita, kemudian turun ke dalam kolam. Saat ratu<br />
melepaskan permata dan perhiasannya, meletakkannya bersama<br />
baju luarnya dalam sebuah kotak, ia diperhatikan oleh seekor<br />
kera betina, yang bersembunyi di cabang pohon dekat kolam.<br />
523<br />
524