22.11.2014 Views

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

Jataka Vol.I PDF - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

___________________<br />

Setelah uraian tersebut berakhir, Sang Guru<br />

mempertautkan kelahiran tersebut dengan berkata, “Ānanda<br />

adalah Kutukan di masa itu, dan Saya sendiri adalah<br />

Bendaharawan Benares.”<br />

No.84.<br />

ATTHASSADVĀRA-JĀTAKA [366]<br />

“Jagalah kesehatan (diri),” dan seterusnya. Kisah ini<br />

diceritakan oleh Sang Guru ketika berada di Jetawana, mengenai<br />

seorang anak laki-laki yang bijaksana dalam hal kesucian batin.<br />

Ketika masih berusia tujuh tahun, anak tersebut, yang<br />

merupakan putra dari seorang bendaharawan yang sangat kaya,<br />

memperlihatkan kecerdasan yang tinggi dan keinginan yang<br />

sangat besar untuk mencapai kesucian batinnya, dan pada suatu<br />

hari, ia menemui ayahnya untuk bertanya tentang jalan menuju<br />

kesucian batin. Ayahnya tidak mampu menjawab, namun ia<br />

sendiri berpikir, “Ini adalah pertanyaan yang sangat sulit, dari<br />

surga tertinggi hingga neraka paling rendah, tidak ada yang<br />

mampu menjawabnya, hanya Buddha Yang Maha Tahu saja<br />

yang bisa.” Maka ia membawa putranya menuju Jetawana<br />

dengan membawa sejumlah wewangian, bunga dan obat-obat<br />

salep. Sesampainya di sana, ia melakukan penghormatan<br />

kepada Sang Guru, membungkuk di hadapan-Nya dan<br />

Suttapiṭaka Jātaka I<br />

mengambil tempat duduk pada satu sisi, mengucapkan kata-kata<br />

berikut ini kepada Sang Bhagawa: “Bhante, putra saya yang<br />

cerdas dan berkeinginan besar mencapai kesucian batinnya,<br />

bertanya pada saya apa jalan mencapai kesucian batin; dan<br />

karena saya tidak tahu, saya datang menemui-Mu. Bersedialah,<br />

wahai Bhagawa, untuk memberikan penjelasan atas pertanyaan<br />

ini.” “Perumah tangga,” kata Sang Guru, “Pertanyaan yang sama<br />

juga ditanyakan pada Saya oleh anak ini pada kehidupan<br />

lampau, dan Saya telah menjawab untuk dirinya. Ia mengetahui<br />

jawabannya di kehidupan lampau, namun sekarang ia telah<br />

melupakannya karena telah berbeda kehidupan.” Kemudian, atas<br />

permintaan sang ayah, Beliau menceritakan kisah kelahiran<br />

lampau ini.<br />

____________________<br />

Sekali waktu ketika Brahmadatta memerintah di Benares,<br />

Bodhisatta adalah seorang bendaharawan yang sangat kaya. Ia<br />

mempunyai seorang putra, yang saat hanya berusia tujuh tahun,<br />

memperlihatkan kecerdasan yang tinggi dan keinginan yang<br />

sangat besar untuk mencapai kesucian batinnya. Suatu hari,<br />

putranya menemui sang ayah untuk bertanya jalan menuju<br />

kesucian batin. Dan ayahnya menjawab pertanyaan tersebut<br />

dengan mengulangi syair berikut: —<br />

Jagalah kesehatan (diri) sebagai kebaikan tertinggi;<br />

berbudi luhur;<br />

Dengarkan ia yang lebih tua; belajar dari kitab suci;<br />

Menyesuaikan diri dengan Dhamma; dan hilangkan<br />

kemelekatan.<br />

491<br />

492

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!